Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Apa Salah Gondrong?

16 November 2017   17:29 Diperbarui: 16 November 2017   22:58 2353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria berambut gondrong | Foto: Pixabay/IIIBlackhartIII

Pagi-pagi sekali Anisa datang menemui Mas Gondrong di tokonya. Dan Mas Gondrong sibuk dengan kegiatannya di depan komputer. Anisa adalah pacar Mas Gondrong. Sudah sepuluh tahun mereka menjalin hubungan. Sejak keduanya masih di bangku kelas tiga SMA sampai sekarang. Hingga Annisa menjadi seorang bidan dan Mas Gondrong menjadi gondrong. Sampai sekarang belum ada sinyal-sinyal mereka bakal melangsungkan hubungannya ke jenjang pernikahan.

Mas Gondrong tersenyum pada Anisa. Namun buru-buru senyuman itu ia singkirkan, lantaran menyadari raut wajah Anisa ngambek. "Kita putus!" Hanya dua kata itu yang diucapkan Anisa. Mampu membuat Mas Gondrong mengernyitkan dahi kebingungan. Tanpa ada angin tanpa ada asap kok Anisa tiba-tiba minta putus? Padahal malam minggu kemarin keduanya masih mengecapi yang namanya bahagia tatkala mereka bersama di pasar malam.

 "Saya tidak salah dengar kan, sayang?" Tanya Mas Gondrong menghentikan ketikannya pada keyboard.

"Tidak! Aku serius kita putus. Kali ini aku tidak bercanda. Aku kira semuanya sudah jelas. Aku pergi sekarang," segah Anisa tegas satu kali tarikan nafas, kemudian balik kanan. Buru-buru Mas Gondrong menarik tangannya. "Jelaskan sekarang! Kenapa? Sudah sepuluh tahun lho. Masa kamu tiba-tiba minta putus. Ada apa sebenarnya?" Mas Gondrong tetap tenang.

 "Aku tidak bisa menerima kamu lagi. Terus terang saja kelak aku tidak ingin punya suami gondrong. Aku sudah capek Mas diledekin orang-orang punya pacar gondrong kayak kamu."

"Bukannya dari dulu kamu tidak mempermasalahkan kegondronganku?"

"Itu dulu. Sekarang beda."

 "Jadi sekarang kamu mau kita putus?" Tanya Mas Gondrong masih memegang tangan Anisa.

ilustrasi | sumber: vice.com
ilustrasi | sumber: vice.com
Sejatinya Mas Gondrong ketika belum gondrong alias masih sekolah. Ia divonis bakal menjadi putra kampung terbaik. Dengan hal ini digadanggadang memiliki masa depan yang cemerlang.

Dahulu, dulu-dulu, beberapa tahun yang lalu, dulu waktu Mas Gondrong masih sekolah. Dari SD sampai SMA ia tidak pernah keluar dari tiga terbaik di kelasnya. Paling sering memperoleh rangking dua. Kadang-kadang satu, sangat jarang tiga. Sebenarnya bisa saja Mas Gondrong selalu rangking satu mengingat kemampuannya menguasai beberapa mata pelajaran tidak perlu diragukan lagi. Tapi ia tidak mau sering-sering memperoleh rangking satu.

Alasannya ada dua. Yang pertama, ia tidak ingin mengusik singgasana Anisa. Anisa memang teman kelas Mas Gondrong dan mereka selalu sekelas sejak SD hingga SMA. Dan mereka pacaran sejak kelas tiga SMA. Anisa kerap kali memperoleh rangking satu di atas bayang-bayang Mas Gondrong yang rangking dua. Alasan yang kedua, Mas Gondrong tidak suka rangking satu. Sebab apabila ia rangking satu. Maka kemungkinan besar ia akan dihantui sifat ujub dan merasa diri paling pintar di antara teman-temannya yang lain. Prinsipnya semua siswa itu sama, baik yang mendapatkan rangking terdepan ataupun yang rangkingnya bobrok. Hanya saja yang membedakan faktor kemalasan dari siswa itu sendiri dalam memperhatikan pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun