Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesalahan Masa Lalu

13 November 2017   18:05 Diperbarui: 13 November 2017   18:40 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku tidak mau pusing, bagaimana jadinya jika suamimu tahu kalau aku adalah pacarmu. Pada intinya cinta adalah persoalan kebahagiaan dan kenyamanan. Aku bahagia denganmu. Apakah kau juga merasakan hal yang sama, sayangku?" Tanyaku pada Sriwahyuni. Kedua matanya lekat-lekat menatap bola mataku. Kuelus bibir manisnya. Setelah itu kedua bibir kami bergumul.

Aku tidak ingat pasti ini untuk berapa kalinya aku menyentuh bibirnya. Yang kuingat setiap suami Sriwahyuni tidak ada di rumah, saat itulah ia buru-buru menghubungiku. Sesegera mungkin aku bergegas menghampirinya. Lalu kami akan saling mencampuri satu sama lain. Tidak ada lagi urat malu di antara kami. Segenap pakaian kami tanggalkan dari tubuh masing-masing. Kami telanjang satu adegan yang terlarang kami lakonkan.

"Apa yang ada pada dirimu tidak kutemukan dari diri laki-laki manapun. Terlebih-terlebih dari suamiku. Bersamamu aku bahagia. Kau memberiku kepuasan yang tidak pernah diberikan oleh suamiku dan belasan laki-laki yang pernah tidur denganku. Aku mencintaimu, sayangku," ucap Sriwahyuni dengan tatapan menggoda. Dengan ganasnya bibirnya kembali ia hentakkan ke bibirku.

"Seluruh tubuhku hari ini adalah milikmu. Maka jangan pernah ragu untuk kau jamah," lanjutnya. Sriwahyuni menaiki tubuhku, ia meraih tanganku untuk kulekatkan pada payudaranya. Babak baru hubungan terlarang pun kami lakukan.

Sriwahyuni adalah perempuan yang paling beruntung bisa merenggut perjakaku. Sedangkan aku sedikit malang. Lantaran diriku hanyalah laki-laki kesebelas yang pernah bersetubuh dengannya. Tapi karena kehadiranku ia tidak pernah lagi mencari laki-laki lain hanya untuk menemukan kepuasaan batinnya yang tidak pernah ia dapati dari suaminya.

Sriwahyuni pernah tidur dengan suami tetangga, kepala dusun hingga mantan kepala desa. Yang paling anyar dan membuahkan desas-desus hampir terliput di salah satu media. Tentang perselingkuhannya dengan pejabat daerah. Dasar media yang gila uang. Disogok sedikit mereka tutup mulut.

Kutatap jam dinding di kamarnya. Menunjukkan pukul lima sore. Beberapa menit lagi suaminya akan pulang. Sedangkan kami masih asyik di atas ranjang. Seprei tidak karuan, seperti rambut panjangnya yang nampak kusut. Nafasnya bergemuruh, semakin aku bernafsu mendengarnya. Kulihat matanya ada kenikmatan besar ia rasakan. Setelah semuanya usai. Kupakai kembali bajuku. Sedangkan Sriwahyuni masih tergolek lemas di atas tempat tidur.

Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu kututupi tubuhnya yang telanjang dengan selimut. "Hanya sampai di sini  episode kebersamaan kita, sayangku. Besok ataupun lusa aku tidak akan kembali lagi," bisikku padanya. Ia tidak bereaksi apa-apa, tampak menikmati sisa-sisa persetubuhan kami. Mungkin ia hanya menganggapku bercanda. Karena sudah sering kali kalimat seperti itu kukatakan padanya. Kenyataannya aku tetap kembali padanya. Setiap ia menghubungiku.

***

Setelah kejadian itu aku benar-benar menghilang dalam kehidupan Sriwahyuni. Dan sore itu adalah persetubuhan terakhir di antara kami. Bisa saja ia berharap besoknya aku akan kembali padanya. Padahal pada kenyataannya aku pergi meninggalkannya. Aku sadar, betapa berdosanya diriku jika terus-terusan bersetubuh dengannya. Walau bagaimana pun juga Sriwahyuni adalah istri orang.

Buah dari kesadaranku, aku menikah dengan seorang perempuan. Tidak kalah cantik dari Sriwahyuni. Ia bernama Srikandi. Namun pernikahan kami tercederai lantaran malam pertama harusnya ia masih suci. Tapi kenyataannya tidak, Srikandi bukan seorang perawan lagi. Aku benar-benar tidak menyangka akan hal itu. Padahal selama kami pacaran, aku sama sekali tidak pernah menyentuh kulitnya. Aku tidak ingin memperlihatkan kebinatanganku pada Srikandi sebagaimana yang sering kulakukan pada Sriwahyuni. Aku mencintainya sepenuh hati dan tidak semestinya ia aku kotori. Tapi ternyata ia terlebih dahulu mengotori dirinya dengan laki-laki lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun