Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Jejaring Kebudayaan

12 Agustus 2014   14:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:45 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hope is like a path in the countryside: originally there was no path - - yet, as people are walking all the time in the same spot, a way appears."

(Lu Xun, 1881-1936)

KEGELISAHAN adalah awal kerja saya dalam menekuni dunia jaringan kesenian.

Sekitar dua puluh tahun lalu, dalam sebuah diskusi kecil di warung kopi Pak Rin di Jalan Batok Malang, muncul pertanyaan, kenapa tak ada satupun kelompok teater di Malang yang diundang dalam Pertemuan Teater Indonesia di Solo? Peserta diskusi kecil (lebih tepatnya jagongan) malam itu: Agung Priyo Wibowo, Danial Ahmad, Riswan Irfani, Yoyok Pujo Prayogo, Yayak Marsose, Dedy Obenk, Pambudi. Sebagian adalah pendiri Teater Danta Sekolah Tinggi Bahasa dan Sastra (STIBA) Malang, yang lain adalah aktor Teater Ideot, salah satu teater non kampus di Malang dan ada aktivis Forum Sikat Gigi. Ngopi malam menjelang dini hari itu mengasilkan sejumlah kesepakatan dan kesimpulan.

[caption id="attachment_352394" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu narasumber dalam Dialog Budaya Restrukturisasi dan Revitalisasi Dewan Kesenian Jombang. Diselenggarakan Kantor Pariwisata Budaya Pemuda dan Olah Raga Jombang di Taman Tirta Wisata Jombang. ( 5/11/ 2008). (foto: dok.Abdul Malik)"][/caption]

Esoknya saya dan beberapa kawan (antara lain Setyo Pambudi, saat itu aktor Teater Ideot) mulai mendatangi satu persatu sanggar teater di Malang untuk mencatat nama dan alamat. Mulai dari kampus hingga sanggar non kampus. Dari Teater Sabda IKIP PGRI (sekarang Universitas Kanjuruhan), Sanggar Blitz ITN, Kampung Salahutu hingga Sanggar Anak Alam. Hasilnya saya ketik manual pada selembar kertas, lalu saya foto kopi dan menyebarluaskan sebanyak mungkin. Sasaran utama adalah Solo yang saat itu memiliki banyak aktivitas khususnya di Teater Arena Taman Budaya Surakarta. Informasi kegiatan di Solo banyak disebarluaskan keluar kota Solo oleh Halim HD, networker kebudayaan yang tinggal di Solo, juga oleh Sosiawan Leak dan Hanindawan (Teater Gidag Gidig). Membaca sederetan nama dan alamat teater di Malang, seingat saya waktu itu Halim HD bertanya: Wah banyak sekali kelompok teater di Malang, apa nggak papan nama nih? Disampingnya ada Boedi S.Otong (Teater SAE) dan Slamet Abdul Syukur (musisi kontemporer). Ada acara Nur Gora Rupa di Taman Budaya Surakarta waktu itu. Tahun 1994.

Saya menjawab dengan singkat: Silakan datang sendiri ke Malang, Pak Halim.

[caption id="attachment_352395" align="aligncenter" width="300" caption="Halim HD, networker kebudayaan yang tinggal di Solo, (foto: dok.Halim HD)"]

1407803158472499953
1407803158472499953
[/caption]

Bersama Forum Sikat Gigi, kami bersemangat menjadinetworker kebudayaaandengan membantu kelompok teater dari luar Malang pentas di Malang. Antara lain Teater Api Indonesia (TAI) pimpinan Bambang H Ginting (almarhum) di aula SMAN 3 Malang dengan mengusung repertoar Metafora Dari Sebuah Koran Pagi. Pentas berlangsung sukses pada tanggal 4 Desember 1993. Teater Api Indonesia didukung oleh Agus Hari Purwanto, Wiwied Adi Mukti, Aistyaningnung Aprilia Anantariani (putri Parmin RAS), Fatach Hidayat, Slamet Hartono, Sulistyowati, Ayik Sadat, Aripin Petruk, Mochamad Saleh, Luhur Kayungga, Moedjianto, Nurcholis, Rachmad W.Sutawijaya, Karsono, Taufiq. Mereka pentas sebanyak dua kali.Selanjutnya kami mengundang khusus Afrizal Malna, penyair, pengamat teater dan anggota Forum Sepatu Biru, dalam diskusi terbatas di aula kampus STIBA Malang di Jl.Merapi 16 Malang. Dari Surabaya, Afrizal Malna naik taksi ke Malang. Saat itu Afrizal Malna memberi saran agar Malang menjadi laboratorium teater.

Diakui atau tidak, Malang kedatangan banyak tamu teater setelah daftar nama pada selembar kertas tersebut disebarluaskan.

[caption id="attachment_352396" align="aligncenter" width="300" caption="Afrizal Malna, penyair, pengamat teater dan anggota Forum Sepatu Biru, dalam diskusi terbatas di aula kampus STIBA Malang di Jl.Merapi 16 Malang. Penyelenggara Forum Sikat Gigi. (foto: dok. Forum Sikat Gigi)"]

1407803242886424273
1407803242886424273
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun