Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Swajiwanita, Sepotong Kisah Romansa Hamid Rusdi di Tengah Kecamuk Perang

28 Mei 2018   07:47 Diperbarui: 28 Mei 2018   12:52 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi pernikahan Hamid Rusdi (diperankan Mohammad Helmi Nur Fikri) dengan Siti Fatimah (diperankan Lita Aslama). Dok.foto LingkungSeni Limau Ranum

"Ya kalau saya pribadi proses ini merupakan proses yang menarik. Saya merasa bangga bisa mendapatkan kesempatan untuk memerankan Pak Hamid Rusdi. Dalam proses Swajiwanita saya jadi bisa merasakan bagaimana rasanya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan cinta kepada Ibu Siti Fatimah. Dan bagaimana konflik batin seorang suami yang harus meninggalkan istrinya untuk memperjuangkan bangsanya," Mohammad Helmi Nur Fikri memberikan kesannya.

Lita Aslama (22) pemeran Siti Fatimah, menjelaskan bahwa sebagai aktor, dirinya merasa proses Swajiwanita sendiri tidak berbeda dari proses teater dan seni pertunjukan pada umumnya."Kami melakukan observasi, wawancara narasumber, bedah naskah, reading naskah, pengadeganan. Mungkin yang sedikit membedakan, ini adalah pentas kolaborasi jadi ada koreografi, tari, dan sudut pandang yang diambil juga berbeda.Untuk peran Siti Fatimah sendiri saya pelajari dari  sebuah artikel yang sedikit banyak membantu menggambarkan perjalanan cinta Bu Siti Fatimah dan Pak Hamid Rusdi."

Dalam penafsiran Lita Aslama, Ibu Siti Fatimah adalah sosok yang luar biasa. Tidak mudah rasanya menjadi istri seorang Hamid Rusdi pada saat itu. Apalagi beliau keturunan belanda yang dengan jelas dibenci rakyat pribumi. Tetapi berbekal keyakinannya dari kesetiannya kepada Hamid Rusdi, beliau tetap menemani sampai akhir hayat suaminya. "Hal tersebut sangat berkesan buat saya. Semoga setelah pertunjukan yang dipentaskan oleh Limau Ranum bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih  mengapresiasi cerita sejarah daerah masing-masing."

Eko Rody Irawan (45), pengurus Reenactor Ngalam mengapresiasi pertunjukkan Swajiwanita tersebut,"Sangat inspiratif, mampu mengangkat sisi lain perjuangan hamid rusdi dalam kemasan yang sangat menarik.Langka dan bisa memasukkan pesan patriotisme melalui pentas."

Ibu Retno Mastuti hadir bersama sang suami, Bapak Soffan Haryanto (69), masih keluarga Hamid Rusdi."Kami sangat tertarik untuk menonton Swajiwanita karena sebagai keponakan alm.Hamid Rusdy saya ikut merasa bangga dan senang dengan dipentaskannya sebagian dari kisah alm.Hamid Rusdy oleh generasi muda yang melibatkan mahasiswa kampus di Malang. Usaha mengembangkan pentas seni dengan menggali peristiwa-peristiwa di bumi pertiwi Indonesia adalah suatu kegiatan yang patut mendapatkan penghargaan tinggi.Atas nama Keluarga Besar H.Umar Rusdy  kami mengucapkan terima kasih dengan pentas seni yang telah dilakukan. Semoga kegiatan tersebut akan memberi inspirasi positif bagi generasi muda Indonesia".

dokpri
dokpri
Tentang Eka Wijayanti

Eka Wijayanti (30), lahir di Malang. Alumnus Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Seni teater, musik dan tari  menjadi bidang yang ditekuninya hingga sekarang, meski hanya dikembangkan lewat keterampilan otodidak. Keikutsertaan dalam berbagai lomba telah mengasah bakatnya dan menghasilkan  prestasi-prestasi yang juga ditularkan kepada anak didiknya. 

Pengalaman mengikuti workshop ruang kreatif bersama Garin Nugroho di Jakarta pada Desember 2017semakin memperdalam pengetahuan Eka mengenai seni. Dengan motto "hidup adalah rencana dan pikiran positif", Eka Wijayanti tak berhenti memotivasi anak-anak muda untuk mengembangkan diri dan berprestasi.  

Saat ini Eka Wijayanti mulai merintis pembentukan LingkungSeni Limau Ranum yang ditujukan untuk menaungi pegiat seni muda untuk dapat meningkatkan serta mengapresiasi minat bakat dan keterampilan di bidang seni dan sastra. Disampingitu Eka Wijayanti juga masih aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian di  SMK Kesehatan Adi Husada.

Sederetan karya Eka Wijayanti: tari kontemporer Balioboro (2008), tari kontemporer Si Narko (2008),  teater Melawan Kutukan (2011), karya tari Wanua Panawijen (2012), naskah tari Petan (2011), koregrafi musik Jaran Jaranankolaborasi dengan komposer Noerman Rizky Alfarozy (2013), karya tari Topang Topeng (2013), Mading 3 Dimensi.Malang Kucecwara (2012), Mading 3 Dimensi Tosmarto (2013), Dramatari Pungkasaning Pagebluk (2015), teater sekolah Nusantara (2017), Pertunjukan Swajiwanita (2018).

Hamid Rusdi diantara Arsip Yang Terlipat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun