KEDAI KOPI TJAP GILING, NIKMATNYA NGOPI DI KEDAI RUMAHAN
Oleh Abdul Malik
I love coffee, I love tea/I love the java jive and it loves me/coffee and tea and the java and me/I love java, sweet and hot/whops Mr.Moto, I'm a coffee pot/shoot the pot and I'll pour me a shot/a cup. a cup, a cup, a cup, a cup, a cup/KOMPOSISI Java Jive dilantunkan kelompok akapela The Manhattan Transfer. Salah satu radio swasta mengudarakan lagu tersebut lewat radio transistor panasonic 4 band radio. Dibawahnya ada tivi hitam putih Sharp, mesin ketik manual underwood, telepon lawas. Menempel di dinding ada handycam.
Dibawah ada koper. Sejumlah poster iklan lawas tertempel di dinding, poster Kopi Bubuk Tjangkir, Kian Shien Singosari. Itulah suasana Kedai Kopi Tjap Giling. Serasa di rumah sendiri. Terletak di Jalan Raya Candi 5 nomor 135 RT 3 RW 5 Kelurahan Karang Besuki Kecamatan Sukun Kota Malang. Tempat parkirnya ada meskipun relatif sempit. Tempatnya dekat dengan Candi Badut yang baru ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat provinsi oleh Gubernur Jawa Timur.
Dari ruangan berukuran 10 kali 2,5 meter, Handoko mulai menata untuk kedai. Pojok ruangan untuk peralatan kedai dan seduh kopi, dua meja untuk pelanggan, dan satu meja panjang berikut kursi. Ada dua ruangan kecil, satu ruangan untuk jagongan sembari ngopi, cukup untuk enam kursi.Â
Ruangan kedua sebetulnya untuk roasting namun jika ada pembeli yang tak kebagian kursi, ruangan tersebut bisa dipakai. Seluruh ruangan cukup menampung dua puluh lima pembeli. Sehari-hari Handoko ditemani dua penyeduh: Fikri Fuadi Suryana (mahasiswa DKV Universitas Negeri Malang), Robi (mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang). Handoko lebih nyaman memakai istilah penyeduh ketimbang barista. Â
Dulu dia tidak pernah membayangkan dapat membeli alat roasting, hingga suatu hari ada saudaranya yang menawari alat itu. Hatinya girang tak terkira saat itu. Pelan dan pasti Handoko mulai melengkapi kedai kopinya. Dia sangat menikmati semua proses itu. Hobi yang menjadi pekerjaan.
Kedai Kopi Tjap Giling buka dari pukul 13.00 sampai dengan 23.00. Waktu padat pembeli biasanya pukul 18.00 hingga 23.00. Hari Rabu libur menyeduh. Pelanggan Kedai Kopi Tjap Giling datang dari beragam generasi. Generasi old school, orang-orang yang berumur dan budaya ngopinya berlama-lama di kedai, biasanya memesan kopi tubruk dan pait.
Generasi muda lebih menyukai arabica, manual brew, es susu kopi dan galauccino. Banyak juga mahasiswa dari berbagai kampus menjadi pelanggan Kedai Kopi Tjap Giling,antara lain dari dari kampus Universitas Ma Chung, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang.Juga karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Malang yang kerap datang berombongan.
Kedai Kopi Tjap Giling turut berpartisipasi dalam kegiatan Malang Sejuta Kopi (MSK). Program ini sebagai bagian dari perhelatan ulang tahun ke-104 Kota Malang yang jatuh pada tanggal 1 April. Program Malang Sejuta Kopi tahun ini adalah kali kedua. Salah satu tujuan program Malang Sejuta Kopi adalah menjadikan Malang Destinasi Wisata Ngopi terbaik di dunia.
Pada kupon terdapat tulisan, kopi tubruk susu robusta, kopi tubruk robusta dampit, kopi tubruk arabika papua wamena, hot cappucino, kopi americano, kopi tubruk arabika. Pelanggan yang ingin mendapatkan kopi gratis tinggal mengambil kupon. Pelanggan mendapatkan kopi sesuai tulisan di kupon.
Menyajikan kopi lokal Malang adalah bentuk partisipasi  Kedai Kopi Tjap Giling dalam program Malang Sejuta Kopi. Handoko menuturkan bahwa Kedai Kopi Tjap Giling menyediakan kopi lokal antara lain Robusta Dampit, Arjuna (Robusta dan Arabica). Tersedia juga kopi dari Sumatera hingga Papua. Tercatat kopi dari Aceh, Batak Tolu, Jawa Ijen, Bali Kintamani, Arabica Timor dan Wamena dapat dibeli di  Kedai Kopi Tjap Giling.
Menurut Handoko, menu di Kedai Kopi Tjap Giling yang laris adalah es susu kopi kane (enam belas ribu rupiah). Bahannya dari susu fresh milk dan kopi espresso, untuk pemanis digunakan susu kental manis, lalu di mix. Ini sedang hits.
Untuk camilan yang khas adalah tahu kiwalan, tahu yang dibalik seharga tujuh ribu rupiah.
Siang itu, saya memesan kopi tubruk dengan sedikit gula. Camilannya tahu kiwalan. Menikmatinya sembari mendengarkan siaran radio yang sedang mengudarakan tembang kenangan. Sesekali membaca  buku 50 Tempat Ngopi Paling Asyik se-Jabodetabek dan 20 Tahun No Man's Land, Konsistensi di Skena Skinheads dan Punk, yang tersedia di atas tivi.. Suasana belum terlalu ramai.(12/4/2018)
Bertemu Amelia Permata Putri (23), staf Pusat Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Biro Kemahasiswaan Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Universitas Ma Chung. Dia datang bersama sahabatnya, Xenia Octavia (33).
"Saya penasaran dengan rasa kopinya karena pengalaman saya meskipun kopinya jenis sama tapi beda hasta barista akan menghasilkan kopi yang berbeda.  Selain itu pengambilan konsep ngopi seperti  di rumah membuat saya tertarik  untuk datang kembali ke Kedai Kopi Tjap Giling," cerita Amelia. Awalnya ia mengenal Kedai Kopi Tjap Giling dari kawannya. "Saya mendapat rekomendasi dari teman saya yang memang paham dan berkecimpung di perkopian sehingga begitu ada kesemputan saya langsung datang mencoba ke kedai tersebut," imbuh Amelia.
Saat pertama datang, Amelia memesan kopi susu tubruk dan sejak saat itu menu tersebut paling sering dipesannya. Amelia lupa sudah  berapa kali ke Kedai Kopi Tjap Giling. Menurutnya ia sering berkunjung ke Kedai Kopi Tjap Giling mulai sekitar pertengahan Februari tahun ini, minimal dua atau tiga kali dalam seminggu.
Amelia Permata Putri menambahkan bahwa tempat dan kursi atau furniture yang terkesan tua atau vintage, membuatnya terkesan. "Saya sangat menyukai bau rumah tua dan tempat duduk santai serta musik dari radio lama, ditambah dengan aroma kopi yang beruap saat diseduh. Hal itu yang mngingatkan saya kepada mama saya. Mama saya tinggal di rumah tua, selalu suka duduk di kursi ruang tamu sambil mendengarkan musik dari radio lama saat ngopi pagi atau sore hari. Jadi hal tersebutlah yang amat berkesan untuk saya".
Handoko sebagai pemilik Kedai Kopi Tjap Giling menuturkan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam publikasi. Lewat instagram : kopi_tjapgiling, tercatat sudah memiliki 1260 followers. Di instagram dilengkapi dengan google map sehingga memudahkan pembeli baru menuju  Kedai Kopi Tjap Giling. "Ulasan di Google juga positif semua."
Epilog
Lakukan dengan senang hati. Apapun kondisinya tetap dijalani dan disyukuri.
 (Handoko, pemilik Kedai Kopi Tjap Giling)