Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermula dari Sebuah Buku

31 Januari 2018   08:13 Diperbarui: 31 Januari 2018   19:17 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Rencana Induk Arkeologi Bekas Kota Kerajaan Majapahit Trowulan (Dokumentasi Pribadi)

DI SELA-SELA persiapan akhir kegiatan Dialog Nasional tentang Situs Ibukota Kerajaan Mojopahit dan Pengembangannya Sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional, Nopember 2009, saya wira-wiri antara jalan Jawa sebagai sekretariat Kelompok Peduli Mojopahit " Gotrah Wilwatikta" dan rumah Cak Muzak di kampung Miji, di belakang bank BNI 1946, Kota Mojokerto. 

Di rumah Cak Muzak itulah saya pertama kali melihat buku Rencana Induk Arkeologi Bekas Kota Kerajaan Majapahit Trowulan yang disusun Pak Mundarjito, arkeolog asal Universitas Indonesia. 

Buku setebal 202 halaman tersebut memang memuat segudang data hasil penelitian. Tertarik dengan buku tersebut saya meminjamnya. Buku berukuran 29 X 42 cm itupun masuk ransel hitam saya.

Di rumah, saya mulai membolak balik halaman demi halaman buku tersebut.Sampul bukunya berupa foto Candi Wringin Lawang yang salah satu gapuranya terpotong. 

Tertulis; Bukti-bukti Kejayaan Majapahit Muncul Kembali.Buku yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Jakarta tahun 1986 tersebut juga melampirkan foto-foto dan peta lokasi situs Trowulan, antara lain Kolam Segaran, Candi Menak Jinggo, Makam Putri Cempo, Kubur Panjang, Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, Pemukiman Sentonorejo, Pemukiman Nglinguk, Kompleks Candi Kedaton, Kompleks Makam Troloyo, Candi Brahu, Candi Gentong, Gapura Wringin Lawang, Candi Siti Hinggil, Candi Bhre Kahuripan. (halaman 41 s.d 176)

Dilengkapi juga dengan peta jaringan jalan wisata budaya. (halaman 177 s.d 194).

Di halaman 34 dan 35 dimuat bentuk-bentuk atap bangunan yang direkam darisumber data relief (Jawa Timur), miniatur bangunan (Trowulan), dan rumah penduduk sekarang (Trowulan). Beberapa kawan memang cukup sering bertanya tentang desain rumah Majapahit. 

Hal tersebut bermula dari statemen Bapak Soekarwo (Pak De Karwo), Gubernur Jatim yang menyatakan bahwa Pemprov Jatim akan mengguyur dana Rp 200 miliar untuk menumbuhkan kembali Kerajaan Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Supaya wisata sejarah dan budaya terbangun di Trowulan, rumah-rumah warga akan disesuaikan dengan model rumah zaman Majapahit.

"Kami menyubsidi mereka untuk proses renovasi rumah dengan dana Rp 15 juta-Rp 20 juta. Subsidi diberikan kepada warga yang mau merenovasi rumahnya," kata Soekarwo di Banyuwangi, Rabu 29 Desember 2010.

Sampai hari ini belum satupun  rumah di Kecamatan Trowulan  yang direnovasi ala Majapahit.

Begitulah informasi yang disampaikan Pak Ribut Sumiyono, pematung batu yang juga owner Rumah Budaya Selo Adji dan Supriyadi, pematung perunggu dari Sanggar Bhagaskara, melalui pesan pendek,  Sabtu, 3 Maret 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun