Segelas kopi selalu mengingatkan Ruth pada Ayah; lelaki yang paling menyakitinya.
Ruth takkan pernah lupa, ketika Ayah membakar semua novel picisan Ruth saat menemukannya di kolong tempat tidur masa itu.
"Apa ini? Berhenti membuang waktumu, Ruth! Aku tidak suka."
Tapi aku mencintai mereka, Ayah. Ujar Ruth dalam hati. Sendirian.
...
Pun dulu, ketika Ruth memilih lebih mencari uang dibandingkan mencari ilmu.
"Apa nanti kata orang, Ruth. Jangan bikin malu!"
Aku hanya tak ingin menjadi sia - sia dengan caraku, Ayah. Ujar Ruth. Sendirian.
...
"Ini lelakiku, Ayah. Kenalkan."
"Bodoh, Kau. Memilih lelaki saja tidak bisa."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!