Mohon tunggu...
Arif Mahrus
Arif Mahrus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup hanya sekali Lakukan yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Ada “Kickers” dalam Chatting

20 Februari 2015   15:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:50 21161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi sobat kompasiana. Bagaimana kabar Anda pagi ini?

Semoga saja Anda tetap berada dalam naungan Kasih Sayang Tuhan.

Seorang manusia membutuhkan bantuan dari manusia laiinya di dalam mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya. Tak lepas dari butuhnya bantuan manusia lain maka ada interaksi yang terjadi sesama manusia. Interaksi yang saling timbal balik dilakukan melalui komunikasi yang baik pula. Itulah kenapa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial.

Nah, di zaman yang memiliki kemajuan teknologi seperti saat ini dan betapa cepatnya sebuah informasi dapat diakses dari satu tempat ke tempat lainnya di berbagai belahan dunia maka berkembang pula komunikasi yang terjadi lewat dunia maya. Ya, muncullah yang namanya sosial media. Baik sosial media itu berwujud situs website(misalnya Facebook, Twitter) dan dapat pula berwujud aplikasi chatting(misalnya Whatsapp, Line, Wechat, dll).

Tak dapat dipungkiri saya pun turut serta menikmati asyiknya bercengkerama dalam sosmed. Awalnya sih hanya iseng dan ingin mengobati rasa penasaran akan hal baru, namun lama kelamaan akhirnya jadi senang dan meluangkan waktu untuk mengecek setiap hari. Ada banyak manfaat yang saya dapatkan dari sosmed mulai dari bisa memperoleh pekerjaan, bisa berkomunikasi dengan teman-teman saat masih bersekolah dulu, bisa menjadi motivasi agar selalu optimis dan tidak kalah sukses dari teman yang lain, dan masih banyak lagi.

Saat sedang asyiknya membaca beberapa pesan chat dalam sebuah grup yang saya ikuti tadi malam, ternyata ada hal yang baru saya sadari. Di grup yang saya ikuti telah masuk seorang penyusup. Awalnya sih saya kira penyusup itu ingin berkomunikasi dan bersosialisasi juga lewat teman-teman yang ada di grup LINE. Namun, setelah penyusup itu dimasukkan dalam grup oleh teman saya(yang mungkin tidak tahu tentang tujuan penyusup itu). Saya sempat kaget dan agak jengkel karena si penyusup beserta komplotannya itu langsung melakukan Kick( menghapus) satu persatu anggota grup dengan seenaknya. Saya pun termasuk pihak yang terhapus. Untung saja ada teman yang kebetulan online dan sadar bahwa ada KICKERS yang telah menyusup ke dalam grup.

Lalu teman saya pun segera menghapus KICKERS itu dari dalam grup dan mencoba mengamankan grup dari penyusup. Untung saja saya masih terselamatkan dan berhasil dimasukkan kembali ke dalam grup. Sebenarnya saat saya terhapus karena ulah penyusup itu, saya mengirim pesan pribadi pada penyusup itu dan menanyakan motifnya. Ternyata jawabannya berbelit-belit dan mencari aman dengan mengatakan bahwa dia disuruh orang lain atau pun saat ditanya malah mengajukan pertanyaan balik dan tidak mau menjawab. Setelah saya analisa( dari cara menjawab dan kata-kata yang digunakan), oh ternyata si KICKERS itu masih termasuk dalam golongan Anak Baru Gede yang Labil. Pantas saja sikapnya seperti itu. Aku pun teringat pengalaman dahulu bahwa pola pikir yang digunakan ABABIL berbeda dengan orang dewasa yang matang. Mungkin saja si ABABIL itu kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Makanya dalam Sosmed pun melakukan tindakan yang negatif dan membuat resah hati orang lain. Lain kali sepertinya harus belajar agar menjadi lebih bijak lagi dan selektif dalam berinteraksi dalam Sosmed.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun