Untuk membantu mengurangi penyebaran virus Corona di daerah yang mempunyai angka penyebaran virus Corona yang tinggi atau yang angkanya meningkat, presiden Jokowi memerintahkan untuk menambahkan pasukan di daerah tersebut. Selain itu dari pemerintah lokal juga banyak yang berencana untuk melibatkan RT dan RW dalam penanganan virus Corona.
Mungkin terkesan bahwa langkah tersebut adalah langkah yang perlu dilakukan saat ini. Namun bila dilihat dari sisi lain, langkah ini adalah langkah negatif.
Harus diingat bahwa sekarang ini pemerintah justru mencanangkan pola hidup the new normal, dimana masyarakat akan hidup normal walau sedang ada wabah virus Corona. Masyarakat hanya diminta untuk melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Dalam situasi seperti ini rasanya tidak ada upaya efektif yang bisa mengurangi penyebaran virus Corona. Karena menjadi pertanyaan besar bagaimana cara pasukan atau RT dan RW bisa mengurangi penyebaran virus Corona secara efektif.
Upaya melakukan pengukuran suhu tubuh, razia masker, atau disinfektan secara masal terbukti tidak bisa mencegah penularan virus Corona. Hal ini terbukti dari adanya penularan masal serta munculnya klaster - klaster baru di tempat yang sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti misalnya kasus di rumah sakit Dr Kariadi dan pabrik Sampoerna.
Gagalnya protokol kesehatan (yang dianjurkan pemerintah) masih akan tetap terjadi walau pengawas protokol kesehatan diperbanyak. Ini karena kegagalan terjadi bukan hanya karena pengawasan kurang tapi karena protokol kesehatan yang bermasalah. Jadi ada pengawasan atau tidak tetap saja percuma.
Ketidakdisiplinan masyarakat juga terjadi karena pemerintah selama ini mengesankan bahwa virus Corona bukan penyakit yang berbahaya. Pejabat pemerintah pun banyak yang memberikan contoh yang salah kepada masyarakat. Banyak contoh pejabat pemerintah melakukan pertemuan tanpa menggunakan masker atau menggunakan masker dengan cara yang salah.
Bahkan kegiatan pencegahan virus Corona pun bisa menjadi sumber penularan virus Corona yang baru. Bisa kita lihat sendiri di kerumunan yang terjadi karena adanya razia masker, upaya pengukuran suhu tubuh di jalan atau upaya penyemprotan disinfektan. Bila salah satu dari mereka ketularan virus Corona, maka melakukan kerumunan akan mempertinggi resiko penularan kepada yang lain. Keluarga dari mereka juga akan beresiko tertular.
Ingat bahwa cara yang dilakukan oleh negara - negara yang sukses menghentikan penyebaran virus Corona adalah dengan melakukan isolasi total. Dan cara ini justru yang akan dihilangkan oleh pemerintah.Â
Yang diperlukan saat ini adalah upaya serius dari pemerintah untuk menunjukkan bahwa virus Corona adalah virus yang berbahaya. Virus yang lebih berbahaya dari DBD atau demam berdarah. Dengan rasio sembuh dan meninggal sekitar 4:1. virus Corona jelas merupakan virus dengan rasio kematian tinggi. Pemerintah perlu menjelaskan hal ini sehingga kesadaran bisa timbul di masyarakat.