Walau disebutkan diambil dengan tidak terburu - buru, kebijakan berdamai dengan Corona banyak dipertanyakan karena mengesankan pemerintah tidak lagi melakukan pembatasan penyebaran virus Corona yang paling efektif, yaitu lockdown.Â
Di situasi berdamai dengan Corona, masyarakat hidup secara normal, berdampingan dengan virus Corona namun dengan syarat melakukan protokol pencegahan penyebaran virus Corona, yaitu dengan menggunakan masker, sering mencuci tangan, dicek suhu tubuh dan menjaga jarak satu meter.
Langkah ini diperkirakan akan membuat penyebaran virus Corona akan makin ganas. Banyak yang menyangsikan kedisiplinan masyarakat dalam memenuhi protokol kesehatan, seperti halnya banyaknya pelanggaran yang terjadi di PSBB.
Namun sebenarnya bila masyarakat disiplin sekalipun, tidak ada jaminan bahwa protokol kesehatan yang selama ini dilakukan bisa mencegah penularan virus Corona. Hal ini terbukti dari banyaknya kasus penularan masal di pasar.
Mungkin memang di pasar tradisional kedisiplinan masyarakat bisa diragukan. Namun di supermarket yang sudah menerapkan protokol kesehatan yang tinggi, tetap saja ada kasus penularan masal seperti misalnya yang terjadi di supermarket di Sleman, Brastagi atau Banjar. Contohnya adalah Indomaret, protokol kesehatan tidak hanya menggunakna masker, sering cuci tangan dan menjaga jarak, mereka juga sudah menggunakan pelindung wajah, sarung tangan, menyediakan hand sanitizer dan memberikan pembatas antara pembeli dan penjual.
Seharusnya dilakukan analisa mengapa penularan masal bisa tetap terjadi di tempat yang sudah menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Bahkan di tempat kesehatan pun penularan masal masih bisa terjadi.
Bila tidak dilakukan maka bisa dipastikan kasus penularan masal akan juga terjadi di banyak tempat. Bahkan juga di sekolah. Bila ini terjadi maka bisa dipastian akan terjadi kepanikan di masyarakat dan masyarakat  tidak akan percaya lagi dengan pemerintah.
