Sayangnya di tengah wabah virus Corona sekarang ini kesadaran masyarakat terhadap bahaya penularan virus Corona masih rendah. Banyak yang sepertinya berpikir bahwa virus Corona bukanlah virus yang mudah menular. Banyak yang merasa tidak akan tertulari virus bila sudah mengenakan masker, menggunakan disinfektan dan menjaga jarak.
Sikap meremehkan ini bisa dilihat pada komentar di video berikut:
Video menunjukkan penolakan keras dari seorang suami, yang tidak ingin memindahkan istri untuk duduk di belakang. Dari komentar yang ada bisa jelas disimpulkan bahwa banyak yang menganggap bahwa dengan istri duduk di belakang maka penularan virus Corona bisa dicegah.Â
Dianggap bila yang mengemudi adalah penderita virus Corona, maka duduk di belakang (ditambah dengan penggunaan masker dan disinfektan) akan mencegah penularan virus Corona.
Entah mengapa virus Corona disamakan dengan penyakit kutu air atau gatal - gatal. Karena banyak yang menyatakan bahwa penyebaran virus Corona lebih ganas dari flu. Dan berada satu mobil (dimana pun tempat duduknya) punya peluang besar akan tertular. Berada dalam satu rumah dengan penderita virus Corona punya kemungkinan besar akan tertulari.
Dan sudah terbukti bahwa penyebaran virus Corona sangat ganas. Sudah terbukti bahwa virus Corona bisa menular ke puluhan petugas medis di rumah sakit dr Kariadi. Padahal sumbernya hanya dari satu pasien. Sudah terbukti bahwa virus Corona bisa menular ke puluhan karyawan pabrik rokok Sampoerna. Padahal sumbernya hanya dari satu orang penderita yang masuk kerja.
Di kedua tempat tersebut sekarang ini semestinya sudah menggunakan masker, disinfektan dan melakukan social distancing. Tapi terbukti masih tertulari. Tidak perduli teori dari para aparat negara seperti apa, jelas terbukti bahwa berada dalam satu lingkungan secara terus menerus akan memperbesa kemungkinan penularan virus Corona.
Kebijakan untuk melakukan social distancing di kendaraan merupakan sebuah usaha yang sia - sia. Usaha ini tidak mencegah penularan namun justru menimbulkan rasa aman yang palsu pada masyarakat yang justru efeknya adalah memperparah kemungkinan penyebaran virus Corona. Seharusnya angkutan umum atau mengendarai kendaraan dengan bukan orang serumah dilarang.
Justru penularan akan lebih mudah terjadi karena interaksi antara pengendara dan petugas. Di contoh cekcok antara petugas di atas, bila si pemilik mobil adalah penderita virus Corona, maka petugas kemungkinan sudah tertulari. Dan bila ia pulang ke rumah maka keluarganya akan tertulari juga. Penularan virus di yang serumah juga tidak terjadi di kendaraan. Walau petugas, istri dan anaknya tidak naik motor yang sama, istri dan anaknya masih akan tetap tertulari.Â