Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukti Rendahnya Kewaspadaan Masyarakat, Menolak Istri Duduk di Belakang Kena Hujat

4 Mei 2020   11:45 Diperbarui: 4 Mei 2020   12:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya di tengah wabah virus Corona sekarang ini kesadaran masyarakat terhadap bahaya penularan virus Corona masih rendah. Banyak yang sepertinya berpikir bahwa virus Corona bukanlah virus yang mudah menular. Banyak yang merasa tidak akan tertulari virus bila sudah mengenakan masker, menggunakan disinfektan dan menjaga jarak.

Sikap meremehkan ini bisa dilihat pada komentar di video berikut:

Video menunjukkan penolakan keras dari seorang suami, yang tidak ingin memindahkan istri untuk duduk di belakang. Dari komentar yang ada bisa jelas disimpulkan bahwa banyak yang menganggap bahwa dengan istri duduk di belakang maka penularan virus Corona bisa dicegah. 

Dianggap bila yang mengemudi adalah penderita virus Corona, maka duduk di belakang (ditambah dengan penggunaan masker dan disinfektan) akan mencegah penularan virus Corona.

Entah mengapa virus Corona disamakan dengan penyakit kutu air atau gatal - gatal. Karena banyak yang menyatakan bahwa penyebaran virus Corona lebih ganas dari flu. Dan berada satu mobil (dimana pun tempat duduknya) punya peluang besar akan tertular. Berada dalam satu rumah dengan penderita virus Corona punya kemungkinan besar akan tertulari.

Dan sudah terbukti bahwa penyebaran virus Corona sangat ganas. Sudah terbukti bahwa virus Corona bisa menular ke puluhan petugas medis di rumah sakit dr Kariadi. Padahal sumbernya hanya dari satu pasien. Sudah terbukti bahwa virus Corona bisa menular ke puluhan karyawan pabrik rokok Sampoerna. Padahal sumbernya hanya dari satu orang penderita yang masuk kerja.

Di kedua tempat tersebut sekarang ini semestinya sudah menggunakan masker, disinfektan dan melakukan social distancing. Tapi terbukti masih tertulari. Tidak perduli teori dari para aparat negara seperti apa, jelas terbukti bahwa berada dalam satu lingkungan secara terus menerus akan memperbesa kemungkinan penularan virus Corona.

Kebijakan untuk melakukan social distancing di kendaraan merupakan sebuah usaha yang sia - sia. Usaha ini tidak mencegah penularan namun justru menimbulkan rasa aman yang palsu pada masyarakat yang justru efeknya adalah memperparah kemungkinan penyebaran virus Corona. Seharusnya angkutan umum atau mengendarai kendaraan dengan bukan orang serumah dilarang.

Justru penularan akan lebih mudah terjadi karena interaksi antara pengendara dan petugas. Di contoh cekcok antara petugas di atas, bila si pemilik mobil adalah penderita virus Corona, maka petugas kemungkinan sudah tertulari. Dan bila ia pulang ke rumah maka keluarganya akan tertulari juga. Penularan virus di yang serumah juga tidak terjadi di kendaraan. Walau petugas, istri dan anaknya tidak naik motor yang sama, istri dan anaknya masih akan tetap tertulari. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun