Sekarang ini dipercaya bahwa virus Corona tidak bisa menular lewat udara, sehingga langkah pencegahan yang disarankan hanya memperhitungkan penularan dari droplet dan permukaan benda. Kita diminta sering cuci tangan, menggunakan masker kain dan menjaga jarak 1 meter. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa virus Corona bisa menular lewat udara juga. Contohnya yang diposting di pubmed.ncbi.nlm.nih.gov (17/3/2020).
Tentu dengan asumsi baru ini, bahwa virus menular lewat udara, anjuran yang sekarang ini menjadi tidak cocok lagi. Anjuran harus ditambah atau dirubah.
Yang pertama adalah soal masker. Bila virus menular lewat udara maka mau tidak mau masyarakat harus menggunakan masker yang mempunyai daya filtrasi sangat baik. Sayangnya masker seperti ini sekarang tidak boleh dipergunakan masyarakat. Masyarakat hanya boleh menggunakan masker kain. Perlu diketahui bahwa angka 70% adalah daya filtrasi masker kain terhadap droplet dan bukan virus yang berupa aerosol.
Cuci tangan tetap harus dilakukan, namun masyarakat juga harus memperhatikan kebersihan dari pakaian dan seluruh badan juga.
Untuk social distancing, jelas bahwa jarak satu meter tidak layak. Selain dari jarak, waktu pertemuan juga harus diperhitungkan. Makin lama maka resiko tertulari makin besar. Selain itu harus diperhitungkan juga adanya ventilasi udara untuk mengurangi konsentrasi virus. Tanpa adanya ventilasi udara, maka virus akan bisa terkumpul. Virus dengan konsentrasi tinggi akan mudah menulari orang. Ada kemungkinan bahwa orang bisa tertular walau sudah pakai masker bila lama tetap dalam satu ruangan tertutup dengan penderita virus Corona.
Lebih baik bila kita tetap tinggal di rumah dan tidak menerima tamu. Lebih baik memilih cara yang lebih aman daripada memilih cara mudah tapi beresiko.
