Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -

Saya seorang journalist yang bermitra pada perusahaan media mainstream berkantor di Jakarta. Aktivitas sehari-hari melakukan liputan peristiwa di wilayah kerja kami yakni Brebes, Tegal dan Pemalang. Di sela sela waktu pekerjaan rutin peliputan, saya berinteraksi dengan masyarakat melalui kegiatan sosial berupa pendampingan dan advokasi warga masyarakat sesuai organisasi atau lembaga yang saya ikuti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menengok Kampung Batik di Brebes

8 April 2019   10:56 Diperbarui: 8 April 2019   11:27 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Bentar dan Bentarsari  Kecamatan Salem, bertekad menjadi Kampung Batik Brebesan atau yang lebih dikenal dengan nama Batik Salem. Hal ini dilakukan untuk meneguhkan dan melestarikan Batik Salem yang sudah menjadi Batik Brebesan dan telah naik daun. 

Selain jumlah pengrajin makin banyak, juga telah mendapat perhatian penuh dari pemerintah kabupaten Brebes maupun pusat dengan mendatangkan tim bekraf atau badan ekonomi kreatif.

Demikian di sampaikan Camat Salem Nur Ari HY saat menerima Tim Monitoring Desa Berdikari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Brebes di Desa Bentar dan Bentarsari, Kabupaten Brebes, Senin (8/4)

"Kegiatan Desa Berdikari yang sudah dimulai sejak 2015 sampai tahun ini makin berkembang. Tentu, bantuan dari pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengembangan Batik Salem, ujarnya.

Kata Ari, para pengrajin batik masih terus berkarya, berinovasi dengan tidak meninggalkan ciri khas Salem. Motif yang dikembangkan, antara lain Manggar,  Kopi Pecah,  Kangkung Burung Merak dan lain-lain. Berbagai motif terus dikembangkan dalam mengembangkan budaya lokal.

Dalam jangka panjang, kelompok Berdikari berencana akan membuka kursus atau sekolah Batik di Kecamatan Salem.
Pemanfaatan bahan lokal, juga terus diupayakan diantaranya dengan media pewarnaan alami dari bahan dasar Daun Mahoni dan Kulit Jengkol.

"Permasalahan yang dihadapi kelompok Berdikari, adalah bahan baku batik yang masih dipasok dari luar kota dan pemasaran produk Batik Salem juga masih mengalami kendala, ungkapnya.

Kepala Desa Bentar Kosasih mengungkapkan, selain produk Batik Salem, kelompok Desa Berdikari juga membuat anyaman berbahan baku dari bambu dan lidi  atau biting kelapa.

Kelompok Berdikari, beroperasi mulai 2016 dan secara bertahap mulai dikembangkan dan beberapa waktu terakhir ini, menempati ruangan aset Pemerintah Desa Bentar.

"Khusus binaan Desa Berdikari, beranggota 54 pengarajin batik, ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pemasaran masih lokal jika ada pemesan atau dititipkan pada toko toko di Desa se Kecamatan Salem dan juga menerima order online dengan jumlah yang masih terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun