Indonesia telah menjadi negara yang mencapai penurunan angka inflasi bahan makanan tertinggi di dunia, melampaui negara maju seperti Thailand, Â Jerman, Kanada, Belanda serta Jepang. Indonesia melompati 12 negara mengutip laporan Food and Agriculture (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) tahun 2019 ini.
Berdasarkan laporan  FAO, inflasi pangan Indonesia yang pada tahun 2013 sebesar 11,71 persen, turun drastis menjadi 1,26 persen pada tahun 2017. Dibandingkan negara-negara lain peringkat inflasi Indonesia membaik dari nomor 3 tertinggi di dunia menjadi nomor 15. Lebih baik dari Inggris, Malaysia, Jerman, Belanda, Jepang dan Amerika Serikat.
Bagaimana bisa kita melampaui capaian negara seperti Thailand yang  memiliki tingkat inflasi hanya sebesar 0,20 persen ? Menurut Mentan Andi Amran Sulaiman  penyebabnya yaitu terus meningkatkan produksi komoditas hasil tani strategis. Dengan begitu, Indonesia akan semakin mandiri dalam hal pemenuhan bahan pangan. Konsekuensi bila produksi lebih dari cukup, pemerintah dapat lebih mudah mengendalikan stabilitas harga bahan pangan.
Rendahnya angka inflasi pangan, akan berkontribusi pada rendahnya angka inflasi umum, dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Rapor Bagus dari BPS
Selama empat tahun terakhir, khususnya pada rentang waktu 2014 hingga 2017, sektor pertanian Indonesia memang mengalami penurunan inflasi cukup signifikan.
Selain laporan FAO, penurunan itu juga teramati dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Bahwa pada 2014 lalu angka inflasi mencapai 10,57 persen. Kemudian mengalami penurunan sebanyak 88 persen hingga menyentuh angka 1,26 persen pada 2017.
Sambil terus berpacu untuk mempertahankan dan memperbaiki angka inflasi pangan, Kementan melakukan penyempurnaan dalam program kerjanya di bidang Regulasi serta Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen.