Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini

27 November 2022   10:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:18 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PRINSIP-PRINSIP ASESMEN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI 

Anak-anak usia dini adalah individu-individu yang memiliki karakteristik tertentu dan fakta ini membawa konsekuensi dalam pengembangan model asesmen untuk  mereka. Ada prinsip-prinsip yang seharusnya dipahami dan dijadikan acuan oleh pengembang model asesmen dan pelaksana di lapangan.  Prinsip-prinsip berikut  mengarahkan program dalam menentukan instrumen penilaian terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan anak-anak,  serta kebutuhan program  (Pennsylvania BUILD Initiative, 2005: 7 - 11). 

1. Tujuan:  Hasil asesmen hendaknya dapat mengidentifikasi baik keterampilan sudah berkembang dengan baik maupun yang  belum berkembang sehingga dapat direncanakan proses belajar pembelajaran yang mendorong anak berkembang secara optimal.  Asesmen hendaknya dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan program dan kurikulum yang akan mempromosikan kemajuan masing-masing anak. Asesmen dilakukan untuk:  (1) mengidentifikasi sesuatu yang dapat membuat anak tertarik, (2) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak-anak, (3)  membuat keputusan tentang intervensi, (4) mengidentifikasi perkembangan anak seiring dengan perubahan waktu, (5)   mengidentifikasi tentang apa yang anak-anak sudah dan belum ketahui,  (6) menghubungkan  dengan pembelajaran dan memastikan bahwa pembelajaran  responsif dan yang tepat,  sesuai dengan apa anak-anak bisa dan tidak bisa dilakukan, dan (7) dasar untuk melaporkan kepada orang tua.

2. Metode: Metode yang ideal menilai anak-anak adalah secara otentik, pengamatan naturalistik yang terjadi secara terus-menerus. Pengamatan harus dilakukan  selama kegiatan sehari-hari, dalam proses belajar pembelajaran untuk menggambarkan bagaimana anak belajar dan berkembang. Metode terlibat dalam penilaian berkelanjutan meliputi portofolio, observasi, catatan anekdot, dan daftar periksa (check list).

3. Konteks: Sebagaimana dinyatakan di atas, berkenaan dengan metode,  bahwa cara terbaik untuk menilai anak-anak adalah melalui pengamatan naturalistik secara terus-menerus. Bukti tentang   perkembangan kemampuan anak-anak berasal dari pengamatan terstruktur secara berkelanjutan oleh guru maupun orangtua tentang perilaku yang terjadi sehar-hari secara alami dan rutin di rumah dan di sekolah.  Pengumpulan data dari perilaku dalam kehidupan disebut asesmen autentik. Asesmen autentik dapat mengungkap berbagai kemampuan anak di lingkungan belajar alami anak.

4. Proses: Asesmen perkembangan anak adalah proses yang dilakukan berulang kali, terus-menerus dari waktu ke waktu untuk mendokumentasikan perkembangan selama anak berpartisipasi dalam program belajar pembelajaran.

5. Berbasis standar: Tindakan terbaik dalam asesmen  menekankan bahwa asesmen tidak dilakukan terpisah dari program dan / atau kurikulum. Asesmen merupakan bagian integral dari program pendidikan yang mengupayakan  kurikulum dan pembelajaran dikembangkan. Penilaian yang otentik dengan dengan mengacu pada kurikulum   disebut curriculum-consistent measure (penilaian berbasis kurikulum).

6. Orang tua sebagai Mitra: Salah satu bagian penting dari penilaian adalah peran orang tua. Untuk memperoleh pememahaman yang baik tentang perkembangan anak  dibutuhkan peran orang tua. Berkenaan dengan hal tersebut maka harus ada jalinan kerjasama guru dengan orang tua. Orang tua adalah figur yang banyak mengetahui  fungsi dan perilaku anak-anak mereka dalam berbagai konteks, dan masukan mereka dihargai sebagai bagian dari keseluruhan asesmen perkembangan anak. Banyak orang tua kurang memahami dan tidak tahu apa yang diharapkan tentang asesmen perkembangan anaknya.  Untuk itu diperlukan adanya penjelasan kepada orangtua anak-anak tentang pentingnya asesmen dan apa peran mereka.   Keluarga perlu memahami bagaimana anak-anak mereka sedang dinilai dan temuan apa yang berarti bagi mereka dan anak-anak mereka. Semakin banyak orang tua yang terlibat dalam proses penilaian menyebabkan diperolehnya informasi yang banyak tentang perkembangan anak yang dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan program pengembangan berbagai kemampuan anak.

PROBLEMATIKA ASESMEN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

      Dalam beberapa hal asesmen untuk peserta didik usia dini berbeda dengan asesmen untuk peserta didik pada satuan pendidikan di atasnya.  Perbedaan utama bersumber dari  karaktersitik perkembangan anak dan cara belajarnya. Untuk mempelajari sesuatu, anak-anak harus melihat, mendengar, menyentuh objek, berbicara, dan bernyanyi dalam siatuasi yang alami dan menyenangkan.  Konsekuensinya ekspresi tentang apa yang diketahui  dan dapat dilakukannya tidak bisa diungkap  dengan cara sebagaimana mengungkap kemampuan pesera didik yang lebih besar dan dewasa dalam situasi yang formal. Problematika berkenaan dengan hal tersebut adalah guru harus mampu mengembangkan dan melaksanakan model asesmen sesuai dengan cara belajar anak. Pelasanaan asesmen bisa di kelas, di luar kelas, bahkan juga bisa di luar sekolah, pada saat anak sedang belajar, selesai proses belajar, dan juga pada saat anak bermain. 

      Problem lain dalam asesmen anak usia dini adalah perkembangan anak yang cepat, merata, episodik, dan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.  Anak-anak mengalami perkembangan pada semua aspek namun dengan tempo dan irama yang bersifat individual. Tidak ada dua anak yang sama persis termasuk anak-anak kembar identik.  Selain itu fakta juga menunjukkan bahwa ada keanekaragaman  latar belakang pendidikan, sosial budaya, dan kemampuan ekonomi orangtua anak.  Bahwa perbedaan variabel-variabel tersebut  dapat menyebabkan kesulitan untuk mengembangkan instrumen asesmen yang sesuai untuk semua anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun