Saya mencoba menelusuri sejak kapan sambal dijadikan hidangan penting di Nusantara.  Saya mengawali dengan catatan sejak kapan makanan bersansasi huh hah, itu  populer. Ini ternyata sejatinya ada makna filosofis yang dalam tentang kuliner satu ini.
BACA SEBELUMNYA: Filosofi Sambal (1). Sudah Tau Bikin  Menderita kok Dicari
Tesis saya mengenai sambalogi alias ilmu tentang sambal pada Fakultas Ilmu Sambal dan Ilmu Pedas (FISIP), akan saya beri judul "Sambal dalam Titik Balik Krisis Moneter" .
Sebentar, jangan ketawa dulu . ini seriyesss.
Oke. Begini penjelasannya: Tentang krisis moneter, yaitu kondisi memburuknya keadaan keuangan yang kerap disikapi dengan mengeluh, takut miskin, dan menyalahkan pemerintah, dll. Tapi tau nggak, ternyata krisis dimaknai berbeda oleh sambal.
Maksudnya? Dia telah menemukan titik balik justru saat krisis 1998. Awalnya sambal hanya sebagai makanan pelengkap dalah khasanah kuliner Indonesia. Artinya, ada menu utama dan disanding dengan sambal untuk menambah sensasi pedas. Derajatnya seperti garam yang disandingkan pada menu untuk menambah sensasi asin.
Namun 1998 sambal mengalami titik balik. Pada sejumlah literatur kuliner tentang sejarah tempe penyet, makanan dengan menu utama sambal dan lauk tambahan tempe cs lahir di masa itu. ya, sambal tidak lagi sebagai pelengkap, namun menjelma menjadi menu utama. Â
Sambal menjadi vital tentu karena alasan efisiensi. dengan hanya menu sambal, biaya produksi murah, dan harga jual juga murah. Â Plus tempe yang dipenyet di atas sambal menjadikan menu minimalis ini paling murah saat itu.Â
BACA JUGA : Ada Wakil Ketua MA yang dikubur dengan Peti Wine
BACA JUGA : Makam Gubernur Jendaral yang Misterius Â
Selain efisien, tentu saja menu utama sambal bisa menjadi pelipur lara di masa krisis. Ternyata ada yang lebih pedas dibanding pedasnya hidup saat itu. uhuk.
Sejak itulah, ketika semua terpuruk karena krisis, sambal justru naik derajat. Dari sebelumnya hanya sebagai varian pelengkap atawa teman kuliner seperti halnya bawang goreng atau acar, menjadi kuliner utama.
Pemilik usaha kuliner percaya diri menulis menu utama sego sambel alias nasi sambal. Nasib yang berbeda tetap dirasakan menu pendamping lain yaitu bawang goreng dan acar.
Nyatanya, hingga kini tidak ada yg PD membuka warung nasi acar atau nasi bawang goreng.Â
SEJARAHÂ
Periset kuliner, Suryatini N Ganie (2009), dalam bukunya menyebutkan sekurang-kurangnya ada 100 variasi makanan yang dibuat dari sambal pada waktu itu. Sekarang mungkin sudah tembus 200 varian.
Namun uniknya sambal2 yang ada sekarang justru sebagian besar diciptakan pada masa krisis 1998 itu. Bukan sambal yang resepnya turun-temurun sejak jaman Nyonya Menir berdiri.
Mau bukti? Studi tentang sambal sebenarnya sudah ada sejak jaman kolonial. Catatan ahli kuliner masa itu, Catenius van der Meijden, menjelaskan para baboe (pembantu) pandai membuat banyak varian sambal. Dia mendokumentasikan dalam buku resep masakan yang terbit 1942.Â
Sebelumnya ia juga menulis buku berjudul "Makanlah Nasi" (1922). Resep sambal dari dokumentasi Catenius yang terkenal adalah Sambal oeloek dan sambal telur. Nama sambal lain yang sekarang juga punah, yakni sambal serdadoe, sambal banjak, sambal brandal.Â
Tidak ada sambal geprek, sambal tomat, sambal ikan peda, apalagi sambal berlevel-level yang ngehitz.