Mohon tunggu...
Kuncarsono Prasetyo
Kuncarsono Prasetyo Mohon Tunggu... Konsultan - Sejarah itu asyik :)

Tukang gambar yang interes pada sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benteng Terakhir Umat Khong Hu Chu

29 Oktober 2019   15:09 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:49 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang ini saya ajak Anda datang ke Klenteng Boen Bio.  Didirikan pada 1907 di salah satu pecinan Surabaya, Kapasan, inilah satu-satunya klenteng khusus agama Khonghu Chu di Asia Tenggara. Apa gak mbois.  

Bangunan ini begitu keren, dia menggunakan jasa arsitek untuk merancangnya. Sungguh sayang jika tidak pernah mampir ke sini. Apalagi kalian orang Surabaya. Ukiran yang rumit dan detail, hingga cerita yang mewarnainya menjadikan tempat ini sungguh istimewa. 

walnya, klenteng ini dibangun sederhana pada 1883 menghadap kampung Kapasan Dalam. Namun, pada 1907, tampak depan bangunan dibalikkan mengarah ke jalan utama Kapasan.  Tentu supaya lebih gagah dan agar lebih mudah dijangkau. Bersitektur campuran Tiongkok, Jawa, dan Kolonial, klenteng ini sama sekali tidak pernah direnovasi sejak berdiri. 

Sempatkanlah mampir ke Boen Bio jika berkunjung di kota pahlawan! Kalian akan menemukan suasana tidak lazim layaknya klenteng lain di Indonesia. Bahkan juga tidak akan ditemukan di Malaysia dan Singapura. Negara tempat Peranakan terbesar. 

dokpri
dokpri
Deretan kursi-kursi mirip gereja berbaris menghadap altar adalah satu yang tidak umum. Ini juga dilengkapi mimbar di bagian depan untuk khotbah. Klenteng ini juga minim lilin-lilin raksasa dan asap dupa yang kadang menyesakkan nafas. 

Di dalamnya tidak ada patung Dewi Kwan Im. Ia juga tak memiliki patung dewa-dewi lain, yang lazim ditemui dalam klenteng Budha maupun Taoisme. 

Hanya ada patung beberapa penggambaran nabi. Namun  itu pun tidak ditempatkan di sumbu utama altar seperti umumnya. 

Justru malahan ada foto Gus Dur, Presiden ke 4 RI. "Foto Gus Dur ini ditaruh di altar setiap tahun kematian beliau", terang Liem Tiong Yang, Pengurus Klenteng ini, kemarin. Kami bersembahyang juga mendoakan Gus Dur, karena bagi kami Gus Dur Pahlawan. 

Sore kemarin, saya datang khusus ke tempat ini untuk menyaksikan detail interior dan berdiskusi banyak dengan beberapa orang di dalamnya. Betapa bangunan ini tidak sekadar tempat ibadah. 

Kampung Kapasan menjadi bagian dari sejarah gerakan warga Pernakan pro kemerdekaan RI. Ini unik, karena tentu menabrak anggapan umum, jika suku Peranakan dinilai hedonis dan tidak pernah berpihak pada kemerdekaan. 

Begitu uniknya Peranakan di Kapasan, sampai-sampai orang luar menjuluki warga sini 'Buaya Kapasan'. Panggilan untuk para pemberani, pendekar kungfu, dan aktifis kebangsaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun