Mohon tunggu...
rival stiadi
rival stiadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa STEI BINA MUDA BANDUNG

nikmati dan rasakan, lalu setelah itu apa kita satu frekuensi? dan inilah kenyataanya, bahwa hidup memang seperti ini!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penghacur Cita

30 April 2021   19:02 Diperbarui: 30 April 2021   19:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku hanyalah budak 

Tatkala aku inginkan sebuah Cita itu hanyalah hayalan belaka

Ternyata Memang kau gagal menafsirkan Bahagia oh Tuanku

Aku hanyalah budak

Budak yang selalu membangkang dan mempertahankan kebahgiaan

Bisakah aku mengambil waktuku untuk melampiaskan ketenanganku?

Atau kah aku harus tetap menghancurkan cita ku demi keinginan mu?

Aku hanyalah budak

Budak yang tidak bisa mengendalikan diri dari segala keinginan

Haruskan aku mati dengan rasa penuh dendam kepada Tuanku?

Sapai kapan ranjang ini akan terasa nyaman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun