Mohon tunggu...
Kumil Laila
Kumil Laila Mohon Tunggu... -

Selalu berusaha dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Membangunkan Potensi Menulis?

8 November 2017   06:39 Diperbarui: 8 November 2017   09:02 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.plimbi.com

Ada banyak hal yang bisa digunakan untuk membangunkan potensi menulis seseorang. Dalam buku yang berjudul "Jurus Jitu Nulis Artikel yang Baik dan Benar" karya Nuruddin (penulis dan trainer menulis) ada 11 cara yang bisa dilakukan untuk membangun potensi menulis. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas 4 saja hal-hal yang bisa dilakukan.

Bagaimana caranya?

Berikut ini adalah penjelasannya:

1.Jangan percaya bakat

Sering memang kita merasa sedikit takut ketika dikatakan tidak berbakat. Dan memang sekarang kita hidup dalam masyarakat yang seperti ini. Yang mana bakat masih menjadi ukuran untuk menentukan apakah seseorang itu bisa melakukan sesuatu apa tidak. Coba perhatikan anak kecil yang sudah bisa menari dengan baik, sedangkan anak yang satunya masih belum bisa menari. Dengan begitu, orang kebanyakan akan mengatakan bahwa anak pertamalah yang mempunyai bakat. Akan tetapi orang yang mengatakan begitu belum tahu apakah perubahan yang akan terjadi pada sianak kedua tadi. Sangat mungkin terjadi banyak perubahan pada anak tersebut.

Contoh lainnya, anak seorang penyanyi kemudian dia juga bisa meggunakan alat musik dengan baik itu bukan karena bakat, melainkan karena seringnya latihan dirumah dan dorongan dari orang tuannya juga.  Selain itu, dan memang dirumahnya tersedia alat musik yang bjsa digunakan oleh anak untuk belajar setiap harinya. Akan tetapi tidak semua anak penyanyi atau apapun dapat menurukan dari orang tuannya. Karena mereka bisa itu dikarenakan sering latihan sedikit demi sedikit dan juga pembiasaan setiap harinya.

Kalau diibaratkan, orang menulis itu seperti belajar bersepeda. Jika kita ingin bisa bersepeda, maka kita harus langsung untuk menaiki sepedanya. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan bagaimana caranya untuk bisa bersepeda. Yaitu, belajar tentang abstrak dan teoritis. Apabila kita hanya membayangkan saja. Bagaiman agar tidak jatuh, menjaga keseimbangan, mengerem, dan lain sebagaiannya. Kita hanya bergerak  pada pikiran kita bukan pada pengaplikasianny secara langsung. Jika kita ingin bisa bersepeda, maka harus belajar bersepeda (terjun langsung) dan bukan belajar tentang bagaimana bersepeda (hanya dibayangkan saja secara).

Jadi menulis itu tidak ada kaitannya dengan bakat kita. Yang terpenting itu adalah kemauan untuk menulis. Selain itu kepiawaian seseorang untuk bisa menulis itu diperoleh dari mereka yang terus berlatih secara teratur.

2. Jadikan buku sebagai pompa penyemangat menulis 

Membaca itu bisa memicu imajinasi kita. Sementara imajinasi akan mendorong kuat seseorang untuk berbuat.

Buku memang sering menjadi ide dan semangat seseorang untuk menulus. Semakin banyak membaca buku, maka kita semakin sadar banyak hal yang belum kita lakukan saat ini. Karena, jika kita ingin menulis maka kita harus banyak-banyak untuk membaca buku terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun