Mohon tunggu...
Kumil Laila
Kumil Laila Mohon Tunggu... -

Selalu berusaha dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ego? Bagaimana Cara Mengatasinya?

3 Oktober 2017   11:03 Diperbarui: 3 Oktober 2017   11:20 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam menghalau, menangani halang-halang apabila kita tidak mengetahui musuh kita terlebih dahulu, maka kita tidak bisa. Oleh karena itu, kenali musuhnya terlebih dahulu. Ego itu musuh bagi saya, musuh yang paling besar. Maka, Rasulullah juga pernah berkata, kita sudah menghadapi peran dan sudah merangkainya. Musuh yang paling besar itu adalah hawa nafsu.

Nah, hal itu merupakan jihad yang paling besar melawan diri kita sendiri. Demikian itu apabila kita kenal dengan musuh kita yang ada dalam diri kita, akan tetapi jika kita tidak mengenalinya, maka kita akan menyeleweng terus, alasan terus, dan itu akan berlangsung bertahun-tahun menjadi kebiasaan. Nah, oleh karena itu, kenali terlebih dahulu.

Misalnya, bagaimana caranya agar kita tidak malas? Apa yang membuat kita malas? Selanjutnya, bagaimana agar kita tidak malas dalam belajar? Salah satu tips menurut Kak Ria Enes adalah membawa buku kemana-mana. Entah itu dibaca atau tidak, setidaknya kita sudah membawa buku. Pasti kita akan merasa lega, benar tidak?Apabila kita membawa buku kemana-mana, apalagi saat ujian misalnya. Dibaca atau tidak, dibaca sedikit atau sampai full, pasti kita akan merasa lega.

Pertama itu coba jalin kedekatan dengan buku, dengan sesuatu yang kita inginkan. Misalnya, kita ingin mengikuti seni tari. Suka memang dengan menari, akan tetapi kok aneh ya sepertinya apabila saya harus menari. Kok saya belum bisa ya? Dekati saja terlebih dahulu, coba dekati orang-orang yang suka dengan menari. Nanti lama-kelamaan pasti akan suka dengan sendirinya. Memang terkadang tidak nyaman. Apakah yang membuat ketidaknyamanan tersebut? Ego. Mengapa?

Karena egonya selalu disindir-disindir terus sehingga membuat tidak nyaman, tetapi sebenarnya hati nurani itu bisa menerimanya. Apa yang kita ucapkan itu sebenarnya benar. Saya harus rajin, saya harus melakukan, saya harus menolong. Akan tetapi ada sesuatu yang membuat kita tidak nyaman, itulah ego. Oleh karena itu, jangan kita beri tempat yang luas untuk ego kita. Jadi, kita harus mengenali diri kita terlebih dahulu. Kadang-kadang ada seorang teman misalnya. Dia bertanya, kemudian diberi tahu, berulangkali bertanya, aku seperti dan ini. Kemudian diberi tahu lagi, sedih lagi, curhat lagi. Capek nggak?

Hal itu bisa terjadi pada diri kita atau justru kita yang seperti itu. Akhirnya apa? Cobalah jangan mengeluh. Cobalah kita atasi, kita rasa terlebih dahulu. Kadang mengatasinya itu dengan bilang-bilang terlebih dahulu. Supaya teman kita bisa menerima kita. Apabila kita mengeluh terus menerus, kemudian apa? Hal negatiflah yang akan kita dapat.

Apabila kita jalan selama 1 hari sampai 3 hari dengan seseorang atau teman yang kita kenal, akan tetapi kurang akrab dengannya, maka kita harus berusaha akrab denganya. Kita harus hadapi apa-apa perbedaan itu, kita harus hadapi apa yang menjadi ketidaknyamanan itu. Sehingga, kenali terlebih dahulu masalah diri kita. Kalau masalah yang ada diluar diri kita mungkin masih mudah untuk kita selesaikan, lain halnya dengan masalah dengan diri kita.

Sekian.

Semoga Bermanfaat!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun