GoogleLebaran idul fitri identik dengan uang saku atau yang disebut dengan salam tempel buat anak-anak. Entah dimulai kapan dan oleh siapa, tradisi memberi uang saku salam tempel saat lebaran ini yang jelas akhirnya momen salam tempel ini menjadi momen yang di tunggu-tunggu oleh anak-anak.Â
Tradisi ini rata terjadi pada semua lapisan ekonomi masyarakat, baik yang kaya, berkecukupan maupun pas-pasan, semua ingin memberi salam tempel, sebagai salah satu bentuk berbagi kebahagiaan.
Adakah yang mengalami masa-masa kecil dengan tradisi salam tempel? Saya yakin semuanya mengalaminya tanpa terkecuali saat kita kecil momen apa yang di tunggu-tunggu saat lebaran? Baju baru dan salam tempel.Â
Entah dari mana asalnya tradisi ini. Yang pasti sampai hari ini tradisi salam tempel itu masih terjaga sampai hari ini. Saya yang dulunya suka berburu salam tempel sekarang sudah berubah menjadi yang diburu oleh salam tempel. Saudara-saudara, keponakan, ketika lebaran datang dengan cepatnya merapat. Apalagi kalau bukan untuk berburu salam tempel.
Mungkin dulunya salam tempel ini semacam reward untuk anak-anak yang selama sebulan penuh menjalankan puasa. Tapi apapun alasannya salam tempel dulu dilakukan sekarang ini menjadi tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari lebaran.Â
Tanpa salam tempel lebaran menjadi hampa. Begitu juga anak-anak remaja di tempat saya, pemburuan ini dilakukan biasanya sehabis sholat idul fitri. Setelah sholat biasanya akan saling bermaaf-maafan dengan keluarga yang di lanjutkan berburu salam tempel. Sorak sorai akan pecah ketika lebaran demi lebaran uang baru berpindah tangan. Dari pemberi salam tempel ke pemburu salam tempel.Â
Ketika kecil saat merayakan lebaran biasanya menggunakan celana yang kantongnya banyak. Biar cukup menampung salam tempel yang banyak, geli kalau mengingat kenangan waktu kecil.
Jadi, bukan soal uang yang utama anak-anak harus tahu bahwa semangat lebaran adalah semangat berbagai dan menjalin silaturahmi serta kekerabatan, lewat berbagi orang tua juga mengajarkan anak-anak akan pentingnya merajut persaudaraan, etika relasi dengan yang lebih tua, menghormati yang lebih tua serta menyayangi yang lebih muda lebaran harus di manfaatkan untuk memberi pengalaman spritual bagi anak yang menyenangkan.