Mohon tunggu...
kumairoh
kumairoh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Banyuwangi, "A Hidden Gem in Java"

10 November 2018   22:22 Diperbarui: 10 November 2018   23:00 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan orang Indonesia pasti memilih Bali, Lombok atau Raja Ampat sebagai tujuan wisata, padahal banyak tempat wisata Indonesia yang masih bisa kita eksplor, loh! Salah satunya Banyuwangi.

Terletak di ujung pulau Jawa, Kabupaten Banyuwangi atau yang dikenal sebagai 'Sunrise of Java' memiliki banyak destinasi wisata pantai. Bahkan 70% bagian dari Banyuwangi adalah garis pantai. Selain Pantai Pulau Merah, masih banyak pantai pasir putih yang ngga kalah keren. Bahkan disana juga banyak pulau-pulau kecil yang bisa dikunjungi dengan kapal nelayan. Jarak dari satu pulau ke pulau yang lain juga cukup dekat.

Tertarik mengeksplor keindahan Banyuwangi, aku sama temen-temen memutuskan untuk berkunjung kesana selama dua hari. Destinasi yang kami pilih yaitu Pantai Bansring, Pulau Tabuhan dan Pantai Solong. Belum pernah denger kan? Tapi percaya deh, pemandangan disana bener-bener bikin takjub.

Setelah fix menentukan pilihan, kami booking tiket pesawat di aplikasi Pegipegi. Caranya cukup mudah, kalian tinggal masukin kota asal dan tujuan kemana kalian mau pergi. Jangan lupa, pilih tanggal berangkat dan pulang. Pastiin juga kalian udah register akun di Pegipegi ya. Dari situ muncullah daftar perjalanan sesuai jenis pesawat, jam keberangkatan dan juga harganya. Sama dengan tiket perjalanan, hotel pun sama. Buat kalian yang belum punya aplikasi Pegipegi, download aja di Play Store atau Play Store.

Dengan pesawat bombardier kami flight dari Jakarta pukul 10.45 WIB dan landing di Bandara Blimbingsari Banyuwangi pukul 12.20 WIB. Sampai di Banyuwangi, aku dan temen-temen disambut dengan matahari yang cukup menyengat dan udara yang cukup panas. Berbeda dengan bandara-bandara di tanah air yang didominasi kaca dan besi, Bandara Belimbingsari didominasi dengan bahan kayu. Menariknya, Bandara Belimbingsari ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan, jadi jangan harap kalian bisa menemukan AC, ya!

Destinasi pertama yang akan kami kunjungi yaitu Pulau Tabuhan. Untuk menjangkau pulau ini, kalian harus menyeberang terlebih dahulu. Hanya 15 menit menggunakan kapal nelayan dari Pantai Bangsring, kalian akan melihat pulau kecil tidak berpenghuni yang memiliki pasir putih. Kemudian, gradasi warna hijau dan biru sudah bisa dilihat dari kejauhan. 

Selain itu, ada view gunung juga, lho! Di pulau Tabuhan ini ada satu warung yang menjual minuman dan beberapa cemilan seperti gorengan dan mie instan. Harganya pun cukup wajar seperti warung-warung biasa yang sering kita temui.

Puas menikmati ombak pantai dan berfoto, kami kembali ke Pantai Bangsring. Disinilah lokasi yang akan kami gunakan untuk snorkelling. Dulu pantai ini dikenal sangat kotor, karang-karangnya pun rusak akibat nelayan yang menggunakan potasium untuk menangkap ikan. Seperti kita tahu, potasium dapat merusak karang, dan pertumbuhan karang hanya mencapai 0,8-1,0 cm pertahun. Namun, sejak 2008 ada sekelompok nelayan yang mendirikan konservasi karang dan ikan hias di Pantai Bangsring.

Awalnya kelompok nelayan tersebut tidak berniat menjadikan Pantai Bangsring sebagai tempat pariwisata, namun keberhasilan konservasi karang dan ikan hias mengundang wisatawan datang untuk snorkelling. Well, the view is so amazing. Kamu bisa melihat nemo dan ikan hias lain berenang di sela-sela terumbu karang.

Setelah puas snorkelling, kami kembali ke hotel dan bersiap untuk makan malam. Tempat makan malam yang kami pilih kali ini beda dari restoran-restoran yang lain. Kami harus tiba disana dan memesan makanan sebelum pukul 18.30 WIB. Adalah Ayam Betutu Spesial Mba Timah yang menyajikan menu ayam betutu sesuai Namanya, spesial.

dokpri
dokpri
Karena kami datang berempat, kami memilih menu satu ekor ayam betutu yang disajikan dalam satu wadah disertai dengan cabai yang cukup banyak dan sambal matah serta kacang goreng. Pertama kali mendarat di meja makan kami, penampilannya sangat menarik sehingga menggugah selera. Selain ayam betutu, kami juga memesan ayam goreng satu ekor yang rasanya unik banget. Kalian bisa nemuin rasa gurih dan manis tercampur dalam ayam goreng bu Timah. Ayam goreng ini cocok sekali untuk makanan penutup buat kalian yang ngga kuat sama pedasnya ayam betutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun