Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembagian Buku Rapor Siswa

20 Desember 2022   20:26 Diperbarui: 21 Desember 2022   13:45 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan orang tua siswa Spentig Hewa saat penerimaan buku rapor. | Dok. pribadi

Catatan awal: Berita ini telah saya publikasikan di facebook saya: Gerardus Kuma Apeutung dua tahun lalu. Saya tayangkan kembali di Kompasiana dengan beberapa penambahan dari saya agar bisa dibaca lebih luas.

Akhir dari kegiatan pembelajaran selama satu semester adalah pembagian buku rapor hasil belajar siswa. Guru akan membuat laporan hasil belajar siswa selama semester tersebut untuk diberikan kepada orang tua. Laporan hasil belajar siswa ini dalam bentuk print out yang dimasukkan di dalam buku laporan hasil belajar siswa.

Laporan ini adalah bentuk tanggungjawab guru dalam menjalankan tugas mengajar, mendidik dan membimbing siswa. Pada moment ini orangtua/ wali siswa akan datang ke sekolah untuk menerima laporan hasil belajar anaknya. Selain menerima hasil belajar anak, moment ini juga digunakan oleh sekolah dan orang tua untuk membicarakan keadaan sekolah.

Biasanya, pertemuan secara bersama seluruh orang tua siswa dan sekolah hanya terjadi pada saat pembagian buku laporan siswa seperti ini. Karena itu, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi program yang telah dan membicarakan hal-hal akan dilakukan ke depan.

Hari ini, Jumat (20/12/2019) SMPN 3 Wulanggitang melaksanakan pembagian buku laporan hasil belajar siswa semester ganjil tahun pelajaran 2019/ 2020. Sebelum dilaksanakan pembagian buku laporan di masing-masing kelas oleh wali kelas, terlebih dahulu diadakan "rapat umum" di aula SMPN 3 Wulanggitang. Kegiatan dimulai pkl. 10.00 WITA.

Kepala sekolah, ketua komite, dan guru Spentig Hewa saat penerimaan buku rapor siswa. | Dok. pribadi.
Kepala sekolah, ketua komite, dan guru Spentig Hewa saat penerimaan buku rapor siswa. | Dok. pribadi.

Rapat diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu mars Spentig Hewa, dan doa. Dalam rapat umum yang dipimpin oleh Kepala SMPN 3 Wulanggitang, Yohanes Hegon Kelen, S.Pd ini, dibicarakan hal-hal terkait perkembangan belajar siswa selama semester ganjil. Ada siswa yang nilai akademiknya mengalami peningkatan, ada yang malah menurun dibandingkan semester sebelum.

Hal lain yang dibahas adalah sikap siswa. Perilaku ini berkaitan dengan kehadiran siswa mengikuti pembelajaran di sekolah. Ada siswa yang rajin ke sekolah, ada yang malas. Ada siswa yang sering sakit, ada yang suka bolos dan tinggalkan sekolah tanpa keterangan.

Sekolah juga memaparkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dijalankan, event-event perlombaan yang diikuti. Di tingkat sekolah, diadakan perlombaan kuis kitab suci, pidato dan deklamasi puisi antar kelas. Sekolah juga melibatkan siswa dalam pertandingan bola voli antar sekolah tingkat rayon Wulanggitang.

Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di sekolah juga dibicarakan. Salah satu hasil dari pembangunan yang berhasil diselesaikan adalah pembangunan lapangan olahraga multi fungsi. Lapangan olahraga ini telah dibangun sejak tahun 2017. Pembangunan lapangan olahraga ini merupakan swadaya orang tua murid. Orang tua mengumpulkan uang (ditambah sumbangan dari donatur) dan terlibat dalam bekerja membangun lapangan tersebut.

Siswa Spentig Hewa yang berprestasi. | Dok.pribadi
Siswa Spentig Hewa yang berprestasi. | Dok.pribadi

Hal lain yang dibicarakan adalah pemondokan bagi anak-anak. Karena siswa yang belajar di SMPN 3 Wulanggitang juga berasal dari desa-desa tetangga yang jauh dari sekolah, sehingga anak-anak ini harus tinggal di Hewa, tempat beradanya lembaga pendidikan SMPN 3 Wulanggitang. Dalam praktek selama ini, anak-anak yang berasal dari desa tetangga seperti Lewoawan, Buranilan, Riangbaring tinggal di kost dan asrama yang ada di Hewa.

Ketika mendengar kata kost apalagi asrama, jangan membayangkan seperti yang ada di kota. Dimana tersedia tempat tidur yang layak, dan ada yang bertingkat. Ada meja belajar. Dan fasilitas mewah lainnya. Juga ada Bapak atau Ibu asrama. Di kost dan asrama "ala" desa, fasilitas tersebut ada yang tidak tersedia, dan yang tersedia pun sangat sederhana kalau tidak mau dikatakan tidak layak.

Bisa dibayangkan bagaimana keadaan anak yang datang ke sekolah dengan tidur beralaskan bambu; makan apa adanya. Hal-hal kecil dalam kehidupan siswa di luar sekolah seperti pemondokan, kebutuhan akan makan dan minum, pergaulan mereka sering luput dari perhatian kita. Tetapi tanpa disadari justru sangat mempengaruhi pendidikan anak.

Kita lebih menyoroti hasil belajar siswa yang rendah tetapi lupa mendiagnosis akar persoalan rendahnya hasil belajar siswa. Kita lupa bertanya apakah pemondokan anak sudah baik, apakah anak mendapat asupan makanan yang baik. Semua ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar mereka.

Di akhir rapat umum ini, sebagaimana kebiasaan di Spentig Hewa, diumumkan tiga siswa yang memperoleh nilai akademik tertinggi pada setiap kelas. Siswa yang mendapat nilai tertinggi di masing-masing kelas yang dibacakan namanya akan tampil di hadapan orang tua siswa. Dari peringkat tiga kelas ini, dipilih tiga besar sekolah. Dan sebagai bentuk motivasi (juga bagi siswa lain), sekolah memberikan “apresiasi" kepada ketiganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun