Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kejutan (Tentang "Bola Bundar" Piala Dunia)

22 Juni 2022   21:21 Diperbarui: 23 Juni 2022   19:58 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerardus Kuma. Dok.pribadi

Pengantar

Artikel ini saya tulis tahun 2018 pada saat perhelatan piala dunia di Rusia. Artikel ini telah dipublikasikan di facebook saya Gerardus Kuma Apeutung. Kini saya publikasikan kembali di kompasiana agar dibaca oleh kalangan yang lebih luas. Semoga bermanfaat.

***

Kejutan. Itulah kesan yang muncul usai setiap negara memainkan laga pertama babak group piala dunia 2018. Ya, laga perdana di babak group menghadirkan sejuta kejutan. Tim-tim yang difavoritkan dalam tournament sepakbola sejagat ini justru menuai hasil mengecewakan. Negara yang diprediksi akan Berjaya pada tournament empat tahunan ini malah terjungkal. Sementara negara yang tidak diunggulkan justru menuai hasil menggembirakan. Mereka datang dengan status tidak diperhitungkan justru menghadirkan kejutan.

Memang bola itu bundar. Karenanya hasil pertandingan tidak bisa diprediksi. Skor akhir laga sulit ditebak.  Segala sesuatu bisa saja terjadi. Tim yang diunggulkan bisa menelan kekalahan. Sementara tim underdog boleh jadi akan meraih kemenangan. Itulah sensasi sepakbola: kejutan.

Kejutan ini dimulai dari tim tuan rumah “Rusia” yang menang besar atas Arab Saudi. Beruang Merah di luar dugaan mampu menerkama Arab dengan skor telak 5-1. Kemenangan besar seperti ini dalam laga Piala Dunia amat jarang. Apalagi posisi Rusia yang diunggulkan bukan karena reputasi mereka di bidang sepakbola tetapi hanya karena factor tuan rumah.

Kejutan itu berlanjut ketika tim bertabur bintang Argentina tidak mampu memetik poin penuh saat berhadapan dengan tim pendatang baru piala dunia Islandia. Dalam laga ini, kejutan yang lebih menyakitkan adalah ketika Messi tidak mampu melaksanakan tugasnya mengeksekusi tendangan pinalti. Mungkinkah sang Mesiah gugup dengan kehebatan Ronaldo yang laga sebelumnya melawan Spanyol mampu mencetak hatrick? Maybe. Who knows?

Rentetan kejutan pun masih berlanjut. Dan ini lebih menggemparkan. Juara bertahan Jerman dijungkal tim Amerika Selatan, Meksiko. Der Panzer yang kini menghuni peringkat pertama dunia, dibekuk dengan skor tipis 1-0. Tim tangguh lain seperti Kolombia pun mengalami nasip naas. Ditaklukkan Macan Asia “Jepang” dengan skor 2-1. Terakhir, Polandia, negara penghuni peringkat delapan dunia ini juga harus mengakui keunggulan Senegal dan menyerah dengan skor 2-1.

Tentang kejutan, saya teringat akan Syalimah. Sebagaimana dikisahkan Andrea Hirata dalam “Padang Bulan”, ibu rumah tangga yang hidup hanya dari hasil mendulang timah suaminya, Zamzami, tidak pernah membayangkan akan mendapat “kejutan” dari suaminya. Ketika sang suami menyatakan hendak memberi kejutan, Syalimah bukan saja tidak percaya tetapi melontar protes. “Aih, jangalah bersenda, pak Cik. Kita ini orang miskin. Orang miskin tak kenal kejutan.” Maka ketika sang suami benar-benar merealisasikan “kejutan”, Syalimah begitu menikmatinya. Menghadapi “kejutan” Zamzani, Syalimah gugup, tetapi gembira. Ia merasakan sungguh luar biasa efek sebuah kejutan. Syalimah dibuat keranjingan menikmati efek sebuah kejutan.

Sebagaimana Syalimah, masyarakat dan para supporter tim-tim kini sedang menikmati indahnya kejutan yang telah dibuat tim kesayangan mereka di laga pertama babak group piala dunia 2018 sambil berharap ada kejutan di laga selanjutnya. Perjalanan di piala dunia masih panjang. Mari kita menanti kejutan dari tim kesayangan masing-masing. Dan saya hanya berharap semoga ada kejutan indah bagi Brazil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun