Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Lembata Tidak Sedang Baik-Baik Saja

28 Juni 2021   14:59 Diperbarui: 28 Juni 2021   15:21 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan laut Lewoleba, Lembata. Dok.pribadi

Lembata, sebuah kabupaten kepulauan di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas 1.266,39 km awalnya merupakan bagian dari kabupaten Flores Timur. Namun karena keinginan masyarakat Lembata akan pemerintahan sendiri, yang diperjuangkan tokoh masyarakat sejak tahun 1954, pada tahun 1999 Lembata menjadi daerah otonom, berpisah dari kabupaten "induk" Flores Timur. Dan terbentuklah kabupaten Lembata.

Keinginan rakyat Lembata yang diperjuangkan para tokoh Lembata tempo doeleo untuk memiliki pemerintahan sendiri bertujuan menjadikan Lembata lebih baik, lebih maju. Inti perjuangan otonomi adalah sebuah Lembata baru. Lembata yang masyarakatnya sejahtera lahir bathin. Lembata yang tidak tertinggal dan terbelakang tetapi setara dengan daerah lain.

Lembata baru adalah Lembata yang masyarakatnya mendapat pelayanan yang baik, mudah dan cepat. Lembata yang pendidikan yang layak dinikmati oleh semua orang. Lembata yang jalannya beraspal mulus hingga ke kampung-kampung. Lembata yang listriknya menyala siang-malam. Lembata yang airnya dapat dinikmati tanpa harus berjalan berkil-kilo meter. Lembata yang kalau orang sakit atau bersalin tidak harus ditandu ke kota kecamatan.

Lalu apakah Lembata baru yang diperjuangkan itu kini telah terwujud? Setelah 22 tahun Lembata menjadi kabupaten sendiri, apakah madu otonomi itu sungguh dinikmati rakyat Lembata?

Lembata Dalam Amatan Saya

Kamis, (24/06/2021) saya berkesempatan bale leu (pulang kampung) Lembata. Menggunakan angkutan laut kapal motor Sinar Mutiara 2, saya bertolak dari Larantuka pkl.08.00 WITA. Setelah singgah sebentar di pelabuhan Weiwerang, Adonara, KM. Sinar Mutiara 2 akhirnya sandar di pelabuhan laut Lewoleba pkl. 11.40 WITA.

Pelabuhan laut Lewoleba, Lembata. Dok.pribadi
Pelabuhan laut Lewoleba, Lembata. Dok.pribadi

Sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung halaman, saya singgah sebentar di keluarga di bilangan Kota Baru dan Wangatoa. Hari itu ibu kota kabupaten Lembata, Lewoleba diguyur hujan. Walau tidak merata di semua tempat tetapi cukup untuk menyiram jalan dalam kota yang berdebu dan berlubang. Setelah mengunjungi keluarga, saya melanjutkan perjalanan ke kampung halaman.

Sepeda motor saya melaju ke arah timur Lembata mnyusuri jalan negara trans Lembata. Sejak dari kota Lewoleba, jalannya sangat mulus. Aspalnya bagus. Kondisi jalan seperti ini sampai memasuki wilayah Lewolein, desa Dikesare. Selepas itu hingga Tanjung Baja, perbatasan wilayah kecamatan Lebatukan dan Omesuri, pengaspalan jalan negara ini sedang dikerjakan. Mobil-mobil drum track terlihat mondar-mandir memuat material untuk menimbul jalan. Di sepanjang jalan terdapat tumpukan material kerikil.

Memasuki wilayah kecamatan Omesuri mulai dari Tanjung Baja hingga Liang Bonoq, jalan yang sudah diaspal kini sedang dilakukan perbaikan di beberapa titik. Juga pembuatan selokan. Sementara dari Liang Bonoq hingga Balauring, ibu kota kecamatan Omesuri, jalan ini sudah ditimbun dengan material tanah. Di saat kemarau begini jalannya sangat berdebu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun