Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Motivasi Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19

17 Maret 2021   10:52 Diperbarui: 17 Maret 2021   11:01 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMP Negeri 3 Wulanggitang saat BDR. Dok.pribadi.

Sebagaimana kita ketahui, serangan Covid-19 yang menjadi ancaman kehidupan global saat ini telah mengubah tatanan hidup dunia tidak terkecuali bidang pendidikan. Di mana proses pembelajaran secara konvensional yang dijalankan selama ini harus diganti dengan pembelajaran jarak yang jauh yang bisa dijalankan secara online, off line maupun perpaduan atara keduanya.

Kini sudah 10 bulan pembelajaran dilakukan dalam jarak jauh guna mencegah penularan virus korona. Ada banyak tantangan dan kendala yang dihadapi di lapangan yang membuat pembelajaran jarak jauh ini tidak berjalan efektif. Kemendikbud mengidentifikasi resiko yang akan dihadapi bila pembelajaran dari rumah terus berjalan dalam waktu lama. Dimana anak terancam putus sekolah, proses tumbuh kembang anak akan terhambat, potensi learning loss dimana anak akan ketinggalan materi pelajaran, dan anak akan mengalami tekanan psikososial serta kekerasan dalam rumah tangga.

Dalam berbagai kesempatan kunjungan ke rumah siswa, saya menerima banyak masukan atau lebih tepatnya keluhan dari orang tua tentang anak selama belajar dari rumah. Dalam belajar, anak lebih menuruti perintah guru ketimbang orang tua. Di mana ketika berada di rumah, lebih banyak waktu dihabiskan dengan bermain atau keluyuran daripada belajar walau sudah diingatkan oleh orang tua. Semangat belajar anak terlihat luntur di masa pandemic Covid-19 ini.

Harus diakui jauh sebelum pandemic Covid-19 melanda, proses pendidikan tidak berjalan pada rel yang sebenarnya. Urusan pendidikan lebih banyak dilimpahkan ke sekolah. Tanggung jawab mendidik anak adalah tugas guru. Peran orang tua hanya sebatas memenuhi kebutuhan anak terkait sekolah. Ketika semua kebutuhan anak terpenuhi, tanggung jawab orang tua pun tuntas.

Kultur pendidikan kita yang sepenuhnya di bawah kendali sekolah dan guru ini membuat kita kelimpungan ketika dunia pendidikan terimbas korona dan anak diharuskan belajar dari rumah. Pendidikan jarak jauh yang membatasi interaksi secara langsung antara guru dan siswa maupun sesama siswa; Ditambah lagi beban tugas sekolah yang harus dikerjakan dan rasa jenuh karena terkurung di rumah, disadari atau tidak situasi ini mengendurkan motivasi belajar siswa.

Motivasi itu sangat penting. Motivasi akan menentukan apakah seorang benar-benar belajar dengan sungguh atau sebaliknya. Dalam hal ini motivasi adalah faktor yang mendorong terjadinya perubahan perilaku seorang. Termasuk dalam belajar. Seorang siswa akan termotivasi dalam belajar apabila ada hal yang mendorongnya.

Sebagaimana dikatakan Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) bahwa motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan yang menggerakkan, mengaktifkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Jeanne Ellis Ormrod (2008: 58) menambahkan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Lebih jauh Jeanne menjelaskan pengaruh motivasi terhadap pembelajaran dan perilaku siswa sebagai berikut (2008: 58-59). Pertama, motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Kedua, motivasi meningkatkan usaha dan energy. Motivasi menentukan apakah siswa melakukan sesuatu secara antusias atau apatis. Ketiga, motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap berbagai aktivitas.

Keempat, motivasi mempengaruhi proses-proses kognitif dimana siswa akan berusaha untuk benar-benar memahami materi di kelas dan menggunakannya dalam kehidupan. Kelima, motivasi menentukan konsekuensi mana yang memberi penguatan dan menghukum. Keenam, motivasi meningkatkan performa.

Motivas tidak selalu berasal dari dalam diri. Motivasi juga bisa karena pengaruh dari luar. Dalam hal ini ada motivasi intrinsic yaitu motivasi yang terjadi karena faktor inheren dalam diri siswa; Dan ekstrinsik yaitu motivasi yang muncul karena faktor dari luar diri, atau dalam bahasa Jeanne "motivasi yang tersituasikan" (situated motivation).

Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, keduanya sangat penting dalam pembelajaran. Dorongan dari dalam dan pengaruh dari luar juga berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Karena itu dalam PJJ di tengah pandemic Covid-19 ini selain menumbuhkan motivasi dalam diri siswa dan penting juga menciptakan situasi (situated motivation) yang membangkitkan semangat belajar siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun