Mohon tunggu...
Sinta Purnama
Sinta Purnama Mohon Tunggu... Editor - 🐢🪴

Menyukai tulisan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memasuki Era Multimedia

11 Februari 2020   22:09 Diperbarui: 12 Februari 2020   12:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsur Multimedia. Sumber : shorturl.at/efgQT

Definisi Multimedia

Memasuki 2020 kata multimedia sudah tidak asing lagi karena hampir semua platform digital saat ini terdiri dari unsur multimedia. Menurut Mark Deuze (2004) ada dua cara mendefinisikan multimedia dalam jurnalisme. Pertama, sebagai penyajian paket berita di situs web menggunakan dua atau lebih format media, seperti (tetapi tidak terbatas pada) kata yang diucapkan dan ditulis, musik, gambar bergerak dan gambar diam, animasi grafis, termasuk elemen interaktif dan hiperteksual. Kedua sebagai yang terintegrasi presentasi paket berita melalui media yang berbeda, seperti situs web, grup berita Usenet, email, SMS, MMS, radio, televisi, teleteks, surat kabar cetak dan majalah .

Sedangkan menurut David Champbell (2013) multimedia  diartikan terdiri dari beberapa kombinasi gambar, suara, grafik, dan teks untuk menghasilkan sebuah cerita. Dalam dunia praktik yang berbeda orang berbicara tentang "lintas media," "transmedia" atau "media campuran. 'Dalam foto jurnalistik," multimedia "sering kali dipahami sebagai" fotografi, plus ... ", terutama kombinasi gambar diam dengan konten lain. Saat ini multimedia dipandang dalam berbagai bentuk mulai dari galeri foto online di mana gambar digabungkan dengan teks, tayangan slide audio, video linier (baik bentuk pendek maupun panjang), infografis animasi, interaksi non-linear, dan web skala penuh dokumenter dan film siaran.

Revolusi digital telah menjadi perkembangan yang menentukan dalam munculnya "multimedia" yang mengaburkan batas antara gambar diam dan bergerak. Tapi batas itu sudah lama kabur. Bahkan pertimbangan singkat tentang sejarah pembuatan gambar menunjukkan tumpang tindih yang cukup besar antara gambar diam dan gambar bergerak. Tampilan close-up dan bingkai beku adalah momen di mana bioskop menggunakan gambar diam, dan foto-cerita serta urutannya bersaksi tentang pengaruh sinema pada fotografi.

Elemen-elemen Multimedia

Multimedia terdiri dari beberapa elemen, seperti teks, gambar, suara, animasi, dan video. Sesuai dengan pengertian multimedia harus mencakup 2 atau lebih elemen yang ada. Berikut penjelasan lebih lanjut dari beberapa elemen multimedia.


Akar "Multimedia" Masih Lebih Dalam 

Berbicara soa multimedia ada kaitannya dengan dunia gambar/ fotografi karena merupakan salah satu unsur multimediaDalam sejarah media gambar fotografi, sebelum reproduksi massal gambar dalam cetakan, gambar ditampilkan kepada publik dengan bantuan perangkat teknologi seperti lentera ajaib (serta fenakistisk yang agung bernama zoetrope, zoetrope, praxinoscope, mutoscope , dll.) yang menciptakan persepsi gambar bergerak dalam pengaturan teater.

Photojournalism selalu dipengaruhi oleh perubahan teknologi, dan kedatangan kamera DSLR dengan kemampuan video - Nikon D90 pada Agustus 2008 segera diikuti oleh Canon 5D Mark II - telah kembali menyoroti hubungan antara gambar diam dan bergerak, memberikan para praktisi dua hal kemampuan gambar dalam satu bodi kamera.Hal Ini menegaskan bahwa segala upaya untuk mendefinisikan "multimedia" dengan ketat akan mengecualikan lebih dari yang dicakupnya. Dan itu menunjukkan bahwa apa yang kita butuhkan bukanlah definisi terbatas dari satu genre, tetapi pemahaman yang diperluas tentang "fotografi," terutama hubungan lama dan kompleks antara gambar diam dan gambar bergerak, mungkin apa yang dimaksud Tim Hetherington ketika ia berbicara tentang Dunia "pasca-fotografi". Ini bukan dunia di mana satu bentuk visual telah mati, tetapi dunia di mana berbagai bentuk visual hidup dan lebih kuat dari sebelumnya.

Inilah sebabnya mengapa penelitian ini berbicara tentang "pengisahan cerita visual". Ini membuka lapangan bagi komunitas berbeda yang berbagi tujuan bersama dalam reportase yang berorientasi gambar. Ini adalah zona di mana photojournalism, videojournalism, dokumenter, sinema, dan storytelling interaktif memiliki potensi untuk berpotongan. Ini tidak menciptakan genre visual baru, tetapi merupakan ruang di mana jurnalis foto dapat membawa kemampuan estetika dan komitmen mereka untuk pelaporan, dan belajar dari mereka yang beroperasi di luar fotografi.

Apa Itu Cerita Multimedia?

Cerita multimedia adalah kombinasi teks, foto, klip video, audio, grafik dan interaktivitas yang disajikan di situs Web dalam format nonlinear di mana informasi dalam setiap media saling melengkapi, bukan berlebihan. Nonlinier berarti bahwa alih-alih membaca narasi tunggal yang terstruktur dengan kaku, pengguna memilih cara menavigasi elemen-elemen cerita. Tidak berlebihan berarti bahwa alih-alih memiliki versi teks dari sebuah cerita disertai dengan klip video yang pada dasarnya menceritakan kisah yang sama, bagian-bagian berbeda dari sebuah cerita diceritakan menggunakan media yang berbeda. Kuncinya adalah menggunakan bentuk media - video, audio, foto, teks, animasi - yang akan menyajikan segmen cerita dengan cara yang paling menarik dan informatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun