Mohon tunggu...
Muhammad Fachri Darmawan
Muhammad Fachri Darmawan Mohon Tunggu... Freelancer - Alma Matters.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik untuk Feminisme Liberal

11 Mei 2020   23:39 Diperbarui: 11 Mei 2020   23:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Capaian yang hanya sampai pada "persamaan hak" secara formal, tanpa mengubah relasi di dalam struktur sosial, seperti daun yang tak akan pernah bisa menyentuh akar. Bahkan hari ini, gerakan-gerakan feminis liberal, yang pos-pos pentingnya di duduki oleh kaum perempuan dari kelas borjuis kecil, yang dulu sangat gencar menyuarakan "perbaikan-perbaikan" pada posisi perempuan, pada kenyataannya, hanya sebagai kendaraan untuk kemajuan karir lapisan borjuis kecil tersebut. Setelah mereka mendapatkan posisi strategis di parlemen, di perusahaan-perusahaan, di lembaga-lembaga sosial, di institusi-institusi akademis, suara mereka mulai tak nyaring lagi. Kenapa demikian? Sebab mereka, kaum feminis yang sebagian besar berasal dari kelas menengah tersebut, telah mendapatkan apa yang mereka minta.

Itulah sebabnya kenapa Marxisme sangat menentang gerak sempit dari feminisme liberal borjuis. Karena perjuangan mereka jelas bukan untuk perempuan kelas pekerja yang mati-matian berjuang demi membebaskan diri dari eksploitasi kapital. Perjuangan kaum perempuan kelas menengah ini hanya untuk memecahkan persoalan pribadi mereka sendiri di dalam batas-batas kapitalisme. Mereka akan melupakan nasib dari 99% perempuan yang sedang ditindas dengan keji di dalam pabrik-pabrik, di dalam rumah-rumah mewah sebagai pembantu rumah tangga, di restoran-restoran yang sedang melayani para bos yang gemar memburu makanan, setelah mendapatkan posisi strategis, mereka kaum perempuan kelas menengah yang dulu gencar bersuara tentang "kesetaraan perempuan" akan meninggalkan 99% perempuan tertindas tersebut dan bergabung di jajaran para penghisap. Ini bukan pernyataan yang hanya berdasarkan asumsi-asumsi. Fenomenanya telah muncul di mana-mana di negeri kita ini.

Akhirnya, sebuah paradigma yang tepat dan harus dibangun dalam perjuangan perempuan kelas pekerja adalah berjuang untuk membebaskan seluruh perempuan dari penindasan, dan pada akhirnya pula, berjuang untuk membebaskan seluruh manusia dari penindasan kapitalisme dan membangun tatanan kemanusiaan yang sejati, bukan untuk kelompok ini atau itu, bukan untuk jenis kelamin ini atau itu. Ini bukan berarti bahwa perempuan harus menyingkirkan perjuangannya untuk segera memperoleh hak-haknya. Sama sekali bukan. Tetapi gerakan perempuan harus terlibat aktif dalam gerakan pembebasan seluruh manusia dari penindasan kapitalisme agar segera terbentuk relasi yang tidak saling mendominasi antara laki-laki dan perempuan. Karena perjuangan perempuan di bawah kapitalisme akan berkarakter parsial, terdistorsi dan tidak stabil dan juga, secara terus-menerus, akan terancam oleh krisis sistem dan pembusukan kondisi sosial, moral serta budaya.

Tentu, luka psikologis akibat penindasan kapitalisme tidak akan lenyap dalam waktu semalam. Sebuah periode waktu harus dilalui hingga semua kotoran lama itu menghilang. Tetapi relasi yang tidak saling mendominasi antara laki-laki dan perempuan sudah bisa terjadi. Tekanan ekonomi yang selama ini mendistorsi seluruh relasi manusia akan dihapuskan segera dengan memperkenalkan pekerjaan yang layak, membangun perumahan dan memberikan pendidikan untuk seluruh rakyat.

Penghapusan masyarakat kelas akan mengarah pada penciptaan manusia baru dan seorang perempuan baru, yakni manusia bebas, yang hidup bersama secara harmonis sebagai orang bebas, yang sepenuhnya bebas dari psikologi budak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun