Mohon tunggu...
Kucril
Kucril Mohon Tunggu... -

Proyek penulisan fiksi mini kolaboratif. Silakan masuk melalui tautan di bawah untuk membaca kisah lain yang telah kami unggah. Salam. . . https://kumpulanceritakecil.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surti

7 Maret 2018   16:57 Diperbarui: 7 Maret 2018   17:01 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kabar itu disuarkan ke antero negeri lewat televisi, radio, dan surat kabar. Lalu mencapai kuping Darmo dalam wujud kengerian.

"Kegilaan harus diberantas..."

***

Sudah sebulan Darmo mengulang kebohongan yang sama. Dituturkan kepada siapa pun yang menanyakan keberadaan istrinya.

"Ia kabur," demikian Darmo selalu membalas.

Semua bermula dari pemukulan seorang pemuka adat oleh lelaki tak dikenal pada satu sore yang lengas di penghujung Desember.

Sebab dari segala sebabnya tak pernah diketahui pasti. Hanya yang selalu dikatakan sang tokoh dan menjadi keyakinan masyarakat di seluruh negeri: "Pria itu gila."

"Ia menyerangku membabi-buta."

Dari mulut sang pemuka adat juga kemudian mengalir kabar lain, sepekan setelahnya. Tak jauh memilukan, katanya.

Bahwa tokoh adat di desa yang terletak di ujung negeri telah dianiaya pria tak dikenal, yang belakangan disebutnya mengalami gangguan jiwa.

Lalu dua hari setelahnya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun