Mohon tunggu...
Kucril
Kucril Mohon Tunggu... -

Proyek penulisan fiksi mini kolaboratif. Silakan masuk melalui tautan di bawah untuk membaca kisah lain yang telah kami unggah. Salam. . . https://kumpulanceritakecil.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahamarah

24 November 2017   15:59 Diperbarui: 24 November 2017   16:07 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bertahun-tahun Asmoro hidup dalam amarah. Dari satu perkelahian ke perkelahian lain. Mengorbankan satu nyawa, dua, tiga, empat, hingga tak terhitung lagi jumlahnya.

Sampai akhirnya ia lelah dan memutuskan berhenti.

"Aku ingin hidup dalam kedamaian," ujar Asmoro suatu waktu.

Ia pun pergi menuju Desa Mahamarah guna berguru pada seorang bijak. Pria tua pemilik sebuah padepokan yang dikenal lihai menepikan nyali dan lebih memilih menggunakan hati.

"Aku ingin belajar berempati seperti dia," tambah Asmoro.

Berbulan-bulan Asmoro berguru pada pria bijak itu hingga tiba-tiba muncul penolakan sekelompok orang yang menilai pria tua itu telah menistakan agama. Karena telah membaurkan Tuhan mereka dengan Tuhan lainnya. Hingga cair tidak berbatas.

Berhari-hari mereka kemudian berunjuk rasa di depan padepokan, disertai teror umpatan, makian, ludahan, hingga lemparan kotoran anjing.

"Karena penista layak mati seperti binatang!" demikian mereka berteriak-teriak di depan padepokan.

Menghindari ketegangan lanjutan, aparat bertindak dengan mengamankan sang pria bijak. Membawanya ke kantor kepolisian setempat.

Saat itu pula pagar amarah Asmoro runtuh. Darahnya menggelegak. Tangannya terkepal. Kalian menghinakan masa laluku, katanya.

"Seolah-olah hanya kalian yang bernyali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun