Mohon tunggu...
Fiksiana Pilihan

Pertemuan Singkat

12 Desember 2018   15:38 Diperbarui: 12 Desember 2018   15:48 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cerita ini berasal dari beberapa catatan kecil ku, dan aku harap semoga cerita ini sampai kepadanya. Dan aku harap diapun suka dengan cerita ini.

Catatan ini bermula saat ku melihat senyum manisnya, yang seakan membuat hidup ini berwarna. Dan pada saat tertentu ingin kulihat selalu senyum manis itu. Walau dengan beberapa cara yang aneh pastinya.

Aku bukan lah seseorang yang menarik, mungkin beberapa orang lebih mendeskripsikan diriku sebagai sosok pengganggu yang selalu hadir dimomen-momen yang tidak pas dan pastinya membuat semua orang geram dibuat oleh ku.

Namun, dibalik sikap itu aku hanya ingin mengapus lamunan dan wajah-wajah masam mereka yang menurutku harus segera ditindak dan lebih banyak aku hanya ingin menjahili mereka.

Entah kenapa sepertinya hal itu sudah mengalir begitu saja didiriku dan pastinya aku juga tidak tau sifat itu hadir begitu saja.

Dan ini adalah sedikit pengakuan akan beberapa kejahilanku selama masih berada disekolah menengah. Kejahilan ku bukanlah tanpa sebab, namun aku hanya ingin mengusir semua rasa sepi ketika berkumpul dan juga mengisi kekosongan ku,

Hingga aku menemukan dia pada saat itu, sosok gadis munyil dengan paras manis dan senyumnya telah mengalihkanku. Dan pastinya ada yang lebih ku suka lagi dari dirinya yaitu muka masamnya ketika kujahili. Walaupun ia sosoknya sangat pendiam (Pake banget), namun dia berhasil membuat kekosongan ini seakan lenyap.

Hingga suatu saat ketika aku ingin melatih Pasukan Pengibar Bendera di salah satu Sekolah Menengah Pertama, di Balikpapan. Tak sengaja ketika ku turun dari angkutan kota, aku bertemu dengan dia untuk kesekian kalinya pastinya.

Saat itu dia sama denganku juga turun dari angkutan kota namun berada diseberangku. Dan kita pun berpapasan disebuah zebra cross yang tidak jauh dari sekolah tempatku melatih. Kamipun berpapasan dan aku tak kuasa untuk menjahilinya.

Dan aku pun berkata, " Bajumu kebesaran tuh (dengan nada yang sangat pelan)."

Dia hanya diam saja dan melewatiku begitu saja, dan akupun juga bergegas setelah melihat jam melalui ponsel ku, yang menunjukkan bahwa aku telat 5 menit untuk melatih mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun