Mohon tunggu...
NABILA SULISTIANINGRUM
NABILA SULISTIANINGRUM Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Slebew

Halow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Pengharapan

29 November 2021   16:36 Diperbarui: 29 November 2021   16:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raden mendongakkan kepalanya, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. "Raden... Sudah malam, segera tidur, ya, sayang." Ucap bunda yang ternyata sudah berdiri di depan pintu dengan senyuman manis yang selalu membawa aura kedamaian. "Iya, sebentar lagi."


****


Raden Shaquila Leonardo seorang pria yang sedang berusaha semaksimal mungkin agar dirinya bisa lolos masuk perguruan tinggi negeri impiannya. Hari-hari dihabisi dirinya dengan belajar, belajar, belajar, dan belajar hingga dia melupakan kehidupan luar bersama teman-temannya. 

Raden mempunyai mimpi yang sangat tinggi, dia tidak ingin mengecewakan keluarganya, terutama sang ibunda. Wanita cantik yang selalu mendukung semua yang Raden suka, jarang sekali marah dan banyak tersenyum. Itulah sebabnya, Raden lebih memilih untuk berdiam diri dikamar ditemani oleh kertas-kertas yang berserakkan serta buku tebal yang bertumpuk.


Dahulu Raden adalah anak yang selalu keluar hingga larut malam, hingga di cap sebagai anak brandalan oleh Ayahnya. Tapi sekarang, semenjak menginjak kelas 12, Raden jadi tidak pernah keluar malam lagi walaupun hanya pergi ke warung sebentar. Raden hanya keluar ketika dirinya harus datang ke tempat bimbel, setelah bimbel selesai, Raden kembali pulang dan membuka buku-bukunya yang tebal. 


"Raden boleh minta jawaban fisika nomer 5 nggak? Aku sisa satu lagi nih." Kata Alna dari sambungan telepon


"Gua belum ngerjain itu. Lu kan tau, gua itu anak pemalas. Lagi pula gua nggak ngerti fisika"


"Yah. Yaudah deh, maaf ganggu waktu kamu ya." Terdengar suara helaan nafas kecewa dari Alna membuat Raden menjadi tak enak hati. Pasalnya Alna adalah satu-satunya wanita yang ingin berteman dengannya dan selalu membantu ketika belum mengerjakan tugas. Bisa dibilang Alna itu mirip sekali dengan bunda.


Raden terpaksa harus membohongi Alna, bahwa dirinya belum mengerjakan tugas, padahal kenyataannya, Raden telah mengirimkan tugas dari beberapa jam yang lalu. Ini semua Raden lakukan agar tidak ada yang dapat menyainginya meskipun teman sendiri. 


"Gimana perkembangan kamu?" Tanya Ayah Raden


"Cukup bagus, Yah. Ulangan Kimia kemarin dapat 80." Jawab Raden dengan bangga karna dikelas hanya dirinya saja yang mendapatkan nilai 80 sedangkan yang lainnya dibawah KKM semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun