Knight Stadium, Semarang. Untuk kali kedua KSRUndip menjadi Tim Kesehatan dalam gelaran tah unan Honda Development Basketball League atau yang sering disingkat Honda DBL. Honda DBL merupakan ajang kompetisi bola basket tingkat SMA se-Indonesia yang mengembangkan konsep student athlete. Konsep ini menganggap sekolah sama pentingnya dengan bertanding basket.
Acara yang digelar di Knight Stadium tersebut merupakan kompetisi DBL Jawa Tengah untuk bagian utara. Acara berlangsung selama 10 hari, dimulai tanggal 11-17 Mei untuk tahap penyisihan bagian utara, 19 Mei untuk tahap semifinal bagian utara, 23 Mei untuk tahap final bagian utara, dan 26 Mei merupakan final Jawa Tengah yang dimenangi SMA Karang Turi Semarang untuk kategori bola basket putra dan putri. Selama 1o hari tersebut KSR Undip menjadi Tim Kesehatan dalam gelaran Honda DBL 2012 bagian utara Jawa Tengah tersebut.
Peran Tim Kesehatan pada hajatan tahunan ini (DBL-red) sangatlah penting, mengapa? Dikarenakan apabila pemain inti dalam salah satu tim cidera dan terpaksa tidak dapat melanjutkan permainan maka akan mengganggu fokus dari tim tersebut untuk meraih kemenangan, sehingga untuk meminimalisir kejadian tersebut.
Tim Kesehatan dari KSR Undip diberikan kepercayaan kedua kalinya untuk memberikan pertolongan apabila ada pemain yang cidera disaat pertandingan berlangsung. “Kami sangat terbantu atas partisipasi KSR Undip sebagai Tim Kesehatan dalam gelaran Honda DBL 2012 ini, untuk tahun depan semoga KSR Undip dapat membantu kami lagi,” tukas Rizky, panitia pelaksana Honda DBL 2012.
“Berdasarkan pergelaran Honda DBL 2012 ini, rata-rata para pemain mengalami cidera engkel, memar pada tulang kering dan punggung, luka lecet dan robek pada lutut dan bibir, kram tungkai kaki bawah dan atas, sesak nafas, dan ada supporter yang mengalami asma, serta dancer yang pingsan karena terlalu lelah bergerak kemudian berdiri terus menerus,” tukas Anwar, Kadiv Dimas KSR Undip.
Benar saja, suasana yang kompetitif dan dukungan supporter yang datang akan menimbulkan semangat tersendiri bagi para pemain, sehingga mereka tampil begitu ngotot dan bersemangat, sehingga gerakan-gerakan yang lincah dan gesit dari para pemain tersebut dapat meningkatkan risiko mereka cidera saat bertanding. (Anwar/Tito/*)