" Terima kasih Papa!", kata Endro sambil memeluk Pak Asto Prasojo
" Pa tolong jangan ceraikan Mama!", kata Hesti
" Iya Pa benar !", kata Pitaloka
" Anak-anakku, mungkin ini jalan hidup kita, pada mama khususnya!", kata Ibu Sulistianing
Dia menjelaskan, jika papanya mempunyai prinsip, jika ia berjanji maka harus ia tepai. Termasuk harus menikahi Saraswati. Tidak terasa jam dinding di ruang itu menunjukkan pukul 24.30 WIB.
****
Pak Asto Prasojo pagi sekitar 08.00 WIB sudah ke luar dari rumahnya, untuk menuju rumah Saraswati di daerah Darmo Simpang Surabaya. Ia sengaja meneyetir sendiri mobil sedan BMW-nya. Jalanan lumayan lancar tidak terlalu padat, karena orang yang bekerja dan anak-anak sekolah sudah masuk. Hanya butuh waktu 30 menit Pak Asto Prasojo  sampai daerah Darmo Simpang.Â
Sekitar 25 tahun Pak Asto Prasojo tidak pernah ke daerah tersebut, banyak hal yang berubah. Yang jelas rumah Saraswati bersebelahan dengan toko elektronik, mudah-mudahan toko tersebut masih ada, pikiran Pak Asto Prasojo mulai berkecamuk.
Ternyata took ekeltronik itu masih ada. Saat sampai pada alamat yang dimaksud Pak Asto Prasojo mulai bertanya, pada seorang perempuan yang sedang menyapu halamanya.
" Permisi, rumah yang di sebelah toko itu, apa rumah seorang dokter Bu!", tanya Pak Asto Prasojo
" dokter, perasaan sudah 10 tahun lebih, di sini tidak ada dokter!", jawab ibu tersebut sambil menggaruk-garuk kepalanya, tanda ia tidak tahu.