yang dikandung isteriku "
               Surabaya
Â
Â
              Asto Prasojo
***
Sesaat suasana jadi hening, semua anak-anak Asto Prasojo menangis dan yang paling keras tentu Pitaloka karena dia yang membaca buku harian tersebut. Dan dia baru tahu kalau dia adalah anak dari Ibu Astri kakak dari Mamanya. Ayahnya sendiri menikah lagi, dan keberadaanyan entah di mana. Pitaloka baru sadar hal itu, karena saat menikah yang menjadi wali bukan papanya tetapi justru pamannya.
" Maafkan aku, anak-anakku!", kata Ibu Sulistianing
" Papa juga minta maaf!", kata Pak Asto Prasojo, terbata-bata.
Pak Asto Prasojo bercerita, awalnya dia tidak mencintai mamanya tetapi seiring dengan berjalannya waktu cinta irupun bersemi. Demikian juga sebaliknya, bahkan Sulistianing warni lebih dahulu mencitai Asto Prasojo, karena dia sangat baik dan penuh pengertian, sabar dari laki-laki brengsek yang meninggalkan aib pada dirinya.
" Anak-anakku, karena cinta kami, maka lahirlah Hesti!" kata Pak Asto Prasojo. Hesti Cahyaning Sekar lalu berdiri dan merangkaikan tangan-tangan mereka. Endro mendekat dan memeluk Pak Asto Prasojo.