Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Nasib Kendaraan Diesel di Jerman dalam Ujung Tanduk, Bagaimana di Indonesia?

23 Maret 2018   17:48 Diperbarui: 24 Maret 2018   08:39 10016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metro mini kosong di Jakarta (dokumentasi pribadi)

Ditambah terkuaknya skandal diesel, yang melanda terutama mobil-mobil Jerman VW, AUDI karena antara hasil uji lab dan hasil uji lapangan emisi gas buangnya tidak sama. Banyak orang melihat diesel sebagai bahan bakar dengan skeptik.

sumber : stadtklima-stuttgart.de
sumber : stadtklima-stuttgart.de
Bagaimana di Indonesia?

Indonesia juga tentu saja memiliki aturan nasional baku mutu udara di kota-kota. Bisa dilihat di Permen LH No 12 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di daerah. Cuplikannya bisa dilihat di bawah ini. Di sana bisa dilihat bahwa standar yang digunakan kota Stuttgart 200 mikrogram/Nm3 untuk satu jam, lebih rendah dari Baku Mutu Udara Ambien Nasional 400 mikrogram /Nm3 untuk satu jam.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI DAERAH
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI DAERAH
Indonesia untuk penggunaan diesel belum menerapkan standar Euro 6, Euro 4 pun belum. Saat ini mobil-mobil dan kendaraan diesel yang ada di bumi Indonesia masih membakar diesel berstandar emisi Euro 2. Sebetulnya membayangkannya saja ngeri bila ingat kasus Stuttgart ... di Stuttgart Euro 5 diesel saja bermasalah dan membuat polusi udara, apalagi Euro 2. Ambang batas NOx Euro 2 itu, padahal lebih dari 700 mg/km dan Euro 5 itu 180 mg/km. Jadi emisi NOxnya Euro2 hampir 4 kali lebih banyak. Apalagi dalam kondisi macet dan pembakaran motor kendaraannya tidak sempurna, saya tidak ingin membayangkannya.

Tapi lucunya, ajaibnya, atau mungkin untungnya kondisi udara Jakarta bulan November 2017 terutama dalam hubungannya dengan emisi NO2, menurut Badan Meterologi dan Geofisika masih aman, masih di bawah 0,08 ppm atau setara kurang lebih dengan 150 mikrogram/m3 . Bahkan di ke-7 stasion pengukur Jakarta semuanya aman-aman saja, seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.

Melihat ini saja, tampaknya mobil atau kendaraan bermotor diesel di Indonesia masih akan aman-aman saja digunakan, apalagi bila otoritas penguji gas buang kendaraan tidak seketat Jerman. (ACJP)

sumber: bmkg.go.id
sumber: bmkg.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun