Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ini Bukan Berlin, Bukan Paris, melainkan Budapest

17 Januari 2018   07:37 Diperbarui: 17 Januari 2018   17:15 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan tertua di Budapest (dokumentasi pribadi)

Gerbong pertama (dok pribadi)
Gerbong pertama (dok pribadi)
Sampai saat ini, lorong bawah tanah itu masih difungsikan untuk jalur M1. Budapest tidak seperti London yang cukup rumit dan banyak jalur kereta bawah tanahnya, tapi hanya memiliki 4 jalur saja.

Selain kereta bawah tanah, moda transportasi lainnya adalah bis kota, kereta atas tanah, kereta bergigi dan bahkan kapal airnya. Tips dari saya, untuk berkeliling Budapest paling nyaman membeli tiket 24 jam seharga 1650 HUF sekitar 75 ribu per orang. Dengan tiket ini kita dapat menggunakan semua moda transportasi yang ada. Jaringan transportasi di Budapest ini memang sangat baik. Saling bersambung dan cukup sering, sehingga kami yang menyewa apartemen di daerah Sant Gellert bisa istirahat dulu siang hari bila lelah.

Bila berpikir bahwa Budapest dengan penduduk yang hanya 2 juta tapi moda transportasinya beragam dan cukup sering, jadi tak heranlah ya bila ingat demikian macetnya Jakarta. 

Bayangkan saja Jakarta dengan penduduknya yang hampir 8 atau bahkan 10 kali lebih banyak tapi sampai saat ini hanya mengandalkan bus, belum juga memiliki kereta bawah tanah, kereta atas tanah masih terbatas dan hampir tidak ada transportasi air. Padahal sudah lebih dari 100 tahun di Budapest, orang memikirkan bagaimana supaya transportasi cepat dan nyaman.

Begitulah, Budapest ternyata lebih dulu memiliki kereta bawah tanah dari Berlin maupun dari Paris, apalagi dari Jakarta ya. (ACJP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun