Mohon tunggu...
Kristo Ukat
Kristo Ukat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Menulis, Membaca, Fotografi, Bertualang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tumbuh Bersama sebagai Ujian

27 Juli 2021   09:57 Diperbarui: 27 Juli 2021   12:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gandum dan lalang. Sumber gambar:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Illustration_Leymus_arenarius_and_Lolium_temulentum0.jpg

Berbeda itu indah karena semuanya diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Setiap makluk termasuk manusia menampilkan keberadaannya sebagai makluk yang istimewa. Keragaman tumbuhan, binatang dan manusia diijinkan untuk tampil dan hadirkan keutuhan dirinya sebagai makluk tercipta di atas muka bumi ini.

Apakah keanekaragaman itu membutuhkan keseragaman? Keanekaragaman mengandaikan adanya banyak hal berbeda. Keseragaman mengandaikan banyak hal sama atau juga satu hal yang banyak dan sama. Entah keanekaragaman ataupun keseragaman, semuanya mengacu pada hal dasar yakni ragam.

Ragam berarti pola, corak, macam dan jenis. Maka ketika menyebut gandum dan lalang, hal itu menyangkut dua macam tumbuhan berbeda yang memiliki kekhasannya masing-masing. 

Gandum adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ). 

Sedangkan lalang ini biasanya tumbuh di pertanahan yang sama dengan gandum dan dianggap sebagai rumput liar. Apabila lalang tumbuh bersamaan dengan padi maka tanaman padi tidak akan tumbuh secara wajar dan normal. 

Maka gandum dan lalang merupakan tumbuhan yang sangat mirip sehingga di sejumlah tempat di dunia, lalang ini disebut sebagai gandum palsu. 

Kemiripan kedua tumbuhan ini terutama di awal pertumbuhan dan mulai berbeda ketika bulir-bulir gandum muncul. Batang berbulir pada lalang lebih kurus dari gandum. Warna gandum menjadi kecoklatan ketika ranum, sedangkan lalang menjadi berwarna hitam.

Bagaimana gandum dan lalang diumpamakan dalam hidup manusia? Secara lebih singkat, dapat kita lihat dan belajar bahwa gandum dan lalang adalah dua macam tumbuhan yang berbeda karakter. Perbedaan karakter ini bisa dikenakan pula dalam hidup manusia. Gandum ditanam sedangkan lalang menjadi tanaman liar. Dalam sebuah lahan bisa tumbuh kedua jenis tanaman ini. Gandum menjadi tanaman yang dijaga dan dirawat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan lalang menjadi tanaman pengganggu dan perusak yang memungkinkan gandum terhimpit dan mati.

Dalam diri makluk bernama manusia ada kemungkinan hadir karakter gandum dan lalang. Setiap orang dapat menampilkan dirinya seperti gandum yang hidup dan memberi dirinya untuk melakukan kebaikan kepada orang lain. Namun sikap seperti ini terkadang pula mendapat ancaman serius dari orang lain. Orang lain dapat tampil sebagai lalang yang dapat menghimpit dan mempersempit bahkan mematikan ruang geraknya. Hal ini bisa terjadi karena dominasi sikap ego seperti cemburu, sakit hati dan tidak ingin melihat orang lain bahagia.

Selain itu, dalam diri manusia pun terkandung di dalam dirinya, potensi untuk menampilkan dirinya sebagai gandum dan sebaliknya seperti lalang. Manusia seringkali segera tumbuh, berkembang dan hidup karena kebaikan yang terpancar dalam dirinya. Ia dapat membantu dan menolong orang lain. 

Artinya bahwa kehidupan orang tersebut menjadi bersahaja karena sikap baiknya yang murah hati, bijaksana, empati dan sebagainya. Kebaikan seperti ini menjadi prinsip hidup yang kuat untuk dipegangnya. 

Namun di lain pihak, oleh karena situasi, orang yang sama bisa berubah menjadi lalang yang merusak dan mengganggu. Di dalam diri setiap orang selalu ada kemungkinan untuk berbuat jahat seperti lalang itu. Ia bisa berubah menjadi marah, kecewa, iri hati, cemburu dan sebagainya.

Inilah karakter makluk bernama manusia yang di dalam dirinya selalu terkandung potensi untuk berbuat baik dan jahat. Kebaikan menjadi nilai-nilai luhur yang harus terus diperjuangkan oleh manusia. Bahwa berbeda sikap dan sifat antar sesama manusia itu wajar dan normal serta manusiawi. Namun sekalipun berbeda sifat dan sikap, manusia siapa saja terpanggil untuk melakukan kebaikan, kapan dan di mana saja. 

Manusia seperti gandum yang harus hidup, tumbuh, berkembang dan berbagi kebaikan untuk menghidupkan dirinya dan orang lain. Hal ini terjadi karena manusia sebagai Gambar Allah yang tercipta dalam keadaan baik adanya. Maka hakekat dirinya sesungguhnya adalah baik dan terus terpanggil untuk melakukan kebaikan dan bukan sebaliknya.

Bahwa terkadang manusia juga bisa salah dan keliru dengan melakukan kejahatan seperti lalang yang cenderung menghimpit dan mengganggu hidup orang lain. Namun hal seperti ini sesungguhnya tidak akan bertahan lama. Kejahatan selalu saja terbatas karena hakekatnya buruk dan tidak dibenarkan secara etis-moral. Sedangkan kebaikan, sekalipun jalannya sulit, selalu memiliki masa depan dan harapan. 

Mengapa gandum dan lalang tumbuh bersamaan? Inilah saat yang disebut ujian atau testing. Bahwa seringkali keduanya ada bersamaan dalam diri setiap orang atau juga bahkan ada dalam pribadi orang berbeda. Hal ini terjadi sebagai ujian bagi kesetiaan dan kualitas hidup seseorang. Setiap orang dipanggil untuk selalu berbuat baik. Itu wajar dan wajib. 

Maka dengan adanya ujian tersebut, setiap orang dibimbing untuk berani memilih dan memilah antara kebaikan dan kejahatan demi kualitas hidupnya. Kualitas hidup seseorang seringkali dilihat dan diukur dan nilai-nilai yang dipertahankan dan dihidupinya. Memilih kebaikan, manusia hidup. Memilih kejahatan, manusia binasa. 

Ayooo....marilah berkampanye tentang kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kampanye kebaikan ini akan memungkinkan kita untuk hidup berdampingan secara aman dan saling menghormati. 

Karena siapapun dia, apapun latar belakangnya, setiap orang dipanggil untuk berbuat dan menghidupi kebaikan dalam dirinya karena manusia tercipta baik adanya dan bukan buruk adanya. Semoga.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun