Mohon tunggu...
Kristopel yanto bora
Kristopel yanto bora Mohon Tunggu... Petani - Kata pikiranku adalah Tulisanku

Aku suka cara kopi yang menjadikan pahit sebagai kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Ayah (Sepucuk Surat untuk Ayah di Valentine)

14 Februari 2021   14:43 Diperbarui: 14 Februari 2021   15:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri. Bapak ignasius lede

Saat ini aku kembali merindu padamu

Rindu yang tak dapat kusampaikan langsung lewat kataku

Apakabarmu disana yah.....
Aku harap engkau baik baik sajja
Ayah...
Kini aku hanya berada dalam ruang rindu penuh bisu
Menatap monitor handphoneku
Lalu pelan pelan jari jemariku
Mulai menari nari memainkan rima
Menulis puisi rindu atas rasa yang tak perna tersampaikan kata padamu
Ayah....
Engkau laki laki tangguh yang akan berdiri tegap dalam keluarga
Laki laki bijak yang pandai memberikan ceramah cinta pada kami
Laki laki yang begitu kokoh dan sabar pada tingkah kami
Ayah....
Sosokmu sangat ku rindu
Candamu membuatku ingin menghadirkan temu
Senyum tulusmu membuatku rindu memelukmu
Seperti masa kecilku yang engkau sebut laki laki cengeng
Selalu meminta manja pada pelukan hangatmu
Ayah
Sampai saat inipun aku masih laki laki cengeng
Yang berharap engkau hadir disetiap inginku
Dan memelukku disaat aku butuh
Aku tak bisa tanpamu ayah...
Aku lemah tanpamu disisiku
Saat ini aku hanya belajar tegar dengan kesendirianku tanpamu
Tapi jujur hadirmu sangat ku butuh
Kau adalah peyemangat disaat aku lelah
Kau adalah payung disaat aku akan kehujanan
Aku kokoh saat kau pancarkan senyummu
Aku merindu ayah
Rinduku tak terbalas
Saat inipun aku hanya bisa menyampaikan salam rindu
Dan ingin mengucapkan kasih sayang padamu
Wahai sosok pemimpin dalam keluargaku
Wahai orang yang selalu mendampingi ibuku
Tetap kuat dalam tugas dan kerja kerasmu di masa tuamu
Karena aku akan selalu mendoakanmu di setiap kisah hidupku

14.02.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun