Aku berdiri atas lidah banyak jiwa disini
Bersatu padu melawan konflik hati
Dunia memaksaku melawan arti
Tanpa kupahami aku terpaku berdiri
Perang perna menghantui diri
Melawan karma atas bumbung picik pelantun puisi
Heiii........
Engkau siapa sampai kuperangi
Aku dimana sampai konflik merajai pasukan dan ku mati berdiri
Heiii........
Aku dimana sampai kutak bisa berdiri
Terbunuh rasa oleh buli dunia ini
Sampai ku terlupa dimana aku berdiri
Bolekah aku bertanya siapakah engkau di tempat aku berdiri
Sehingga aku lupa akan siapa hingga ku ada disini
Dunia ini......?
Negara ini....?
Apakah engkau satu adanya disini
Ataukah aku yang lagi tersisi
Apakah dunia itu negara ini..?
Ataukah negara itu dunia ini..?
Semestinya kau mampu menjawab ini
Aku bukanlah penafsir mimpi
Juga bukan pembuat halusinasi
Aku hanyalah manusia duri
Yang menetap di ujung kaki bumi
Pergi mungkin akan jadi solusi
Asal kau mampu memberi diri
Demi dunia yang menjadi hargamu kini
Atau negara yang menjadi hargaku kini
Aku tak bisa memilah siapa menang terhadap mati yang menanti
Cukuplah datang dan membunuh iri
Lalu pergi dan merajai hari
Karena ingat.......!!!!
Aku akan terus berada disini
Meratapi hari tanpa pergi
Demi luka pedih pada  bumi
Kupijaki langkah dengan kaki
Melangkah demi bumi kepada negara didunia hingar bingar ini
Kupang 13 maret 2020