Mohon tunggu...
Jojo Simatupang
Jojo Simatupang Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Menjadi manfaat bagi banyak orang dan menjadi lebih baik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Paskibraka Gloria Hamel: Lebih Indonesia dari Orang Indonesia Asli

17 Agustus 2016   01:23 Diperbarui: 17 Agustus 2016   01:32 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gloria selama dalam karantina Paskibraka Nasional. Sumber: bintang.com

Saya sebagai mantan anggota Paskibra, meskipun hanya dalam tingkatan Dharma Putera (paskibra sekolah), paham betul makna simbolik bendera merah putih. Menjadi seorang anggota Paskibra apa lagi Paskibraka, tentu bukan sembarangan. Selain muda, cerdas, berjiwa nasionalis, bertubuh proposional, gagah, dan berani, mereka juga wajib taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kesannya memang terdengar sepele, mengibarkan bendera saja memerlukan kriteria-kriteria tersebut. Tetapi, perlu anda ketahui, sang saka merah putih atau kini bendera merah putih merupakan simbol dari NKRI. Bendera ibarat sebuah negara, siapapun yang bendera jumpai, bahkan sentuh, merupakan orang-orang tersebut. Orang tersebut menggambarkan bangsa kita yang gagah perkasa, kuat, berani, taat, religius, multikultur, bertanggung jawab, kuat, dan cinta tanah air. Itulah mengapa cerminan tersebut harus ada pada diri seorang anggota Paskibra maupun Paskibraka.

Bendera adalah benda sakral yang tidak boleh sembarangan dalam perlakuannya. Jikalau saja bendera itu menyentuh tanah, betapa pedihnya hati seorang paskibra atau paskibraka, kotor, terkena hujan, bencana, bahkan rusak. Ibarat menjaga negeri ini saja, mereka gagal. Rasa malu itu lebih parah ketimbang mereka terjatuh atau bahkan mereka terkulai lemas di lapangan, karena bendera merah putih adalah Indonesia.

Paskibraka diseleksi dari setiap pemuda-pemudi terbaik negeri ini. Setiap provinsi akan diseleksi dan yang terbaik akan terbagi 4 tim, yaitu tim pengibaran bendera merah putih + cadangan dan tim penurunan bendera merah putih + cadangan. Kriterianya sangat banyak, selain mereka harus bertubuh proposional, mereka juga harus cerdas. Di samping itu mereka harus rupawan, berjiwa nasionalis, cinta terhadap tanah air, taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil tes yang dilakukan oleh Paskibra Nasional.

Menjadi seorang anggota Paskibra tidaklah mudah. Pertama-tama akan masuk sebagai anggota Paskibra Sekolah (Dharma Putera), kemudian menjadi Paskibra Kecamatan (Siswatama), Gladian Central, dan lain sebagainya. Paskibra sendiri adalah sebutan untuk pasukan pengibar bendera sekolah, dan Paskibraka adalah sebutan untuk pasukan pengibar bendera tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Negara. Sebelum menjadi Paskibraka mereka akan menjadi seorang Capaska (Calon Paskibraka). Menjadi anggota paskibra Kabupaten/Kotamadya akan diayomi oleh PPI (Purna Paskibraka Indonesia) selaku organisasi yang mewadahi paskibraka.

Mengapa bukan oknum TNI/Polri saja yang menjadi pasukannya? Jelas mereka adalah pembela dan pejuang bangsa ini, itu sudah tugas dan kewajiban mereka. Tetapi bukan berarti kita yang rakyat sipil tidak demikian, kita sebagai sipil bukan berarti lemah, kitapun kuat. TNI saja memiliki motto "Bersama rakyat, TNI kuat". Semua kekuatan itu ada pada rakyat, rakyat kuat, semua kuat. Itulah kita, rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perihal salah satu pengibar batal bertugas karena status kewarganegaraannya, saya kecewa. Seharusnya hal itu menjadi simbol, sejauh mana aku melangkah dan berdarah, jiwa ragaku demi negeri tercinta, Indonesia. Saya prihatin kepada Gloria yang harus batal. Bukan masalah dia adalah warga asing yang (maaf) 'najis' menyentuh sang merah putih. Berpikirlah positif, jauhkan pemikiran negatif. Gloria pasti cinta Indonesia, terbukti iapun disiapkan dan sudah siap dengan segenap hatinya untuk mengiringi bendera kita, Merah Putih hingga berkibar di puncak tiang kebanggaan.

Gloria sudah terbukti cinta Indonesia. Seleksi menetapkan dirinya sebagai orang yang pantas mengibarkan merah putih. Bahkan hal ini menunjukkan ia lebih layak, lebih nasionalis, lebih cinta kepada negeri ini dibandingkan ratusam ribu, bahkan jutaan muda-mudi seusianya. Ini sudah fakta yang mutlak tidak lagi di tawar.

Selain itu Gloria seharusnya tetap mengibarkan bendera, jiwa raganya dikecewakan negeri ini tanpa tanggung jawab apapun. Kini cintanya usai kandas karena status. Cintanya telah dikhianati negeri ini. Ibarat realita, ia mencintai pemuda, namun sanh empunya pemuda (orang tuanya) tak setuju. Kandaslah cinta, kecewalah ia, sudikah ia kembali merajut cinta? Sudikah ia sembuhkan lukanya sendiri? Saya rasa tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun