Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Tengah Hiruk-pikuk

17 Juni 2022   05:00 Diperbarui: 17 Juni 2022   05:17 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : amp.suara.com

Bunga berseri menyambut, begitu pula matahari menyapa lembut penuh kehangatan. Keluar untuk sekedar jalan-jalan, tapi apa daya perut keroncongan. Sambil menikmati suasana jalanan hiruk pikuk kendaraan. Aku mematung di pinggiran, hendak menyeberang jalan untuk mengisi perut.

 Sampailah di sebuah warung yang ramai pengunjung. Bau ikan terasa menyengat hidung, menambah selera makan. Berusaha mencari perhatian para pengunjung  dengan menggerakkan ekor, di tengah mereka yang asik menikmati ayam crispy. Salah satu wanita cantik terperanjat spontan berteriak, hingga membuatku diusir sang pemilik warung. Terpaksa harus pergi, agar perut ini berhenti berdendang ria.

Tekad bulat,  tak pantang menyerah, kucoba memasuki warung sebelah. Walau sepi, siapa tau sang pemilik, baik hati. Ekspektasi tak sesuai realita, baru menapak teras, guyuran air menyambut kedatangan. Segera berlari menjauh menuju jalanan. 

Sejenak merenung, “betapa sulit mencari makanan pagi ini”,

namun semangat harus membara agar badan ini sehat. Ketika semua jalan terasa buntu, kubuka tutup sampah. Terlihat setumpuk plastik, botol minuman, bungkus makanan dan selembar kulit pisang. Ku coba mengambil kulit itu, baunya busuk menyengat hidung. 

Tiba-tiba ada yang membelai punggung. Rasa hangat dan penuh kasih sayang terasa sampai dada. Ternyata seorang anak laki-laki, berambut ikat, berkulit putih. Dia berbicara dalam bahasa yang tak kumengerti. Aku merasa diperhatikan serta ketulusannya membelai membuat terharu. 

Sesaat dia memberi makanan bulat dari kantong plastik, seperti tepung bercampur sayuran yang digoreng dan berlumur bumbu hitam kecoklatan. Tanpa menunda, langsung kulahap, walau agak kenyal namun enak. 

Anak itu begitu gembira sambil terus membelai bulu yang halus ini. Perlahan-lahan memberi makanan yang ada di plastik sampai habis, dia juga mengajak berbicara, sesekali menggendongku. Hingga akhirnya, meninggalkanku dengan lambaian tangan. 

Ternyata masih ada yang peduli dan tulus terhadapku. Itulah ceritaku saat mencari makanan pagi ini, akulah sang kucing telon coklat manis, MeooW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun