Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Esok, Matahari Masih Terbit

21 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:15 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelap serasa malam tanpa bulan yang di rasa Johan, saat tahu hasil PCR dirinya positif serta sahabatnya, Jimmy berada di di ICU. Serasa sunyi sendiri berdiam di ruangan Rumah sakit namun berkat semangat, dukungan serta harapan positif seperti secercah matahari yang menyeruak masuk setiap pagi yang memberi  harapan, masih ada esok hari.

Di sebuah kamar rumah sakit yang tertutup, dengan ditemani televisi, terbaringlah Johan memakai pakaian RS seorang diri dengan infus di tangan kanannya. Ayah dari Tya dan Tyo serta sang istri yang lemah lembut, Yulia. Awalnya keluhan seperti flu, setelah berobat  di sarankan test PCR namun hasilnya positif. Akhirnya seluruh keluarga di test juga, syukurlah semua negatif sehingga Johan isolasi mandiri di lantai dua rumahnya.

Namun setelah mengetahui dirinya positif, pikirannya kacau serta gelisah akibat virus yang menjangkitinya. Apalagi saat memikirkan tugas, deadline kantor serta sahabatnya, Jimmy yang juga rekan kantor sedang di rawat di ICU karena positive covid serta komplikasinya. Pikiran yang terus berjalan dan melayang-layang, membuatnya bertambah pusing dan mual, yang akhirnya muntah bergiliran dengan diare sampai  badannya lemas kekurangan cairan sehingga memerlukan pertolongan medis. 

Johan harus sendirian berada di RS, harus mandiri serta sesekali membutuhkan bantuan suster, karena istrinya  menemani anak mereka yang masih kecil.

Walaupun tubuhnya lemas namun  pikirannya tetap berkeliaran mencari tau tentang virus yang ada di tubuhnya dengan search di google, serta bagaimana penanganan yang harus dilakukan. Namun pencariannya semakin meluas dengan membaca informasi-informasi yang menambah berat di kepalanya. 

Lalu dialihkan dengan membuka notifikasi di group medsosnya, di sana banyak permintaan doa untuk mereka yang sedang sakit terpapar covid, meminta bantuan donor plasma serta berita duka. 

Itu membuat Johan bertambah pusing serta lemas, "apakah itu akan terjadi padaku?  tubuhku terasa lemas sekali." 

Dia mual dan  ingin muntah rasanya. Namun dia ingat pesan dari dokter untuk memejamkan mata, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskan. Hal itu diulanginya beberapa kali,  cukup membantu tak jadi muntah namun masih mual. Sesaat dering video call istrinya membuyarkan keadaan.

"Sayang, udah makan dan minum obat?" tanya istrinya mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun