Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nikmatnya Pulang bagi Para Perantau

23 Juni 2021   18:49 Diperbarui: 23 Juni 2021   19:00 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Senikmat-nikmatnya seorang perantau mengadu nasib, pasti akan tiba di masa rindu untuk pulang. Bahkan sejauh-jauhnya ia akan merantau, seseorang juga akan tiba dimasa sangat rindu satu peristiwa bersama dengan anggota keluarga dan orang tua. Tanda kerinduan yang paling terlihat ialah tetes air mata yang jatuh tanpa terasa.

Ciri lainnya dari para perantau adalah sering menabung rindu. Karena itu, momen yang satu ini tidak boleh berlalu dengan percuma. Rindu perlu diabadikan.

3. Video Call tidak dapat menggantikan nikmatnya pulang

 Memasuki usia 18 tahun, ada banyak orang yang sudah harus meninggalkan rumah untuk pergi merantau menempuh cita-citanya, baik untuk kuliah atau juga bekerja. Meski ada pilihan, apakah tinggal jauh dari orang tua ataupun masih tinggal bersama, ada banyak juga orang yang lebih memilh mengadu nasib ketika jauh dari keluarga. Artinya menempah kemandirianlah alasan utama merantau.

Kendati kemajuan teknologi sudah mampu mengikis rasa rindu pada keluarga, tapi belum ada yang mampu menggantikan posisi nikmatnya ketika pulang dan memeluk hangat orang tua kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun