Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Menabur Kebaikan Tanpa Kecewa

16 Juni 2021   23:10 Diperbarui: 16 Juni 2021   23:24 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam hidup aku meyakini bahwa semua orang diberi kemampuan untuk melakukan kebaikan. Entah itu dalam skala yang besar atau juga hanya kepada orang tertentu saja. Yang pasti tiap orang mampu berbuat baik. Namun, ada satu prinsip yang perlu digarisbawahi ketika ingin melakukan kebaikan, ia bernama "motivasi."  

Apa motivasi dibalik kebaikan yang kamu taburkan?

Apakah ingin mengharap si penerima kebaikan untuk juga melakukan kebaikan padamu? Atau lebih lagi, malahan kamu sudah memastikan bahwa si penerima kebaikan tidak mungkin menabur yang jahat padamu?

Kedua pertanyaan itu sudah saatnya dihilangkan dalam prinsipmu dalam berbuat baik. Dorongan atau motivasi ketika bebuat baik tidak seperti prinsip berjualan bung, yang akan menerima keuntungan ketika mengerjakannya atau seperti bola bekel yang yang dilemparkan ke dinding, akan kembali kepadamu. 

Singkatnya, motivasi yang salah ketika berbuat baik adalah ketika mengharap kebaikan yang sama akan diperlakukan padamu.

Kemungkinan terburuk yang akan diterima untuk motivasi yang satu ini adalah luka batin yang dimuali dari bibit kekecewaan atau sungut-sungut dalam hati. 

Misalnya saja ketika kamu memberi hadiah kepada temanmu yang sedang berulang tahun, belum tentu temanmu itu akan memberi hadiah juga padamu, atau juga kamu pernah memberi pinjaman uang kepada temanmu, tetapi ketika kamu sangat butuh uang untuk biaya perobatan keluargamu yang sedang sakit, ia tidak dapat membantumu, tentu kamu akan kecewa.

Lalu, apa dong motivasi yang benar ketika berbuat baik?

1. Kebaikan pasti dituai

Satu keyakinan inilah yang seharusnya tertanam dalam hati kita. Satu-satunya sumber kebaikan datangnya dari Tuhan, Dialah pemiliknya, maka kalau manusia bukan sumber kebaikan itu, jangan berharap banyak pada manusia untuk juga memberimu kebaikan. Oleh karena kebaikan sumbernya dari Tuhan, Ialah yang akan menjamini kebaikan itu akan kamu tuai.

Bayangkan saja kebaikan yang sama, kembali kepadamu dengan cara yang sama pula, pasti kebaikan itu tidak akan memiliki makna baik, malahan jatuh pada makna "kewajiban atau tuntutan" padahal kebaikan itu adalah istimewa bak hadiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun