Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Penengah Ketika Bersama si Tukang Gosip

27 April 2021   12:13 Diperbarui: 27 April 2021   14:13 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.suara.com/

"Makin di gosok, makin sip itulah gosip."

Gosip bersifat seperti alat bor yang mampu memasuki sampai menembus ke ranah manapun. Ibaratnya masakan, bumbunya sampai ke tulang-tulang.

Seorang yang bergosip biasanya membahas sampai ke akar masalah, penyebab bahkan hal terburuk secara mendetail dari yang telah dikerjakan seseorang. Masuk sampai ke seluk beluknya. Kurang afdol rasanya, jika tidak menemukan hal yang bersifat aib dalam hidup objek utama.

Misalnya; Amel memuji kecantikan wanita tercantik di kelas mereka, tetapi ternyata di antara percakapan itu ada si tukang gosip, ia yang sudah mencari tahu seluk beluk kehidupan wanita tercamtik itu mulai mengatakan, "heh jangan salah dia itu memang cantik, tapi kalian mau tau gak, kalau dia itu nafasnya bau loh." Alamak sampai sebegitunya ya guys...

Ada satu ungkapan bagi si penggosip

 "Kalau ingin tahu info terbaru seputar seorang yang sedang viral, tanya saja si penggosip, mereka pasti tahu lebih dulu." Seorang penggosip biasanya mendapat julukan ember bocor, kompor meletup dan lain sebagainya. Malahan saking mencoloknya keahlian mereka, si penggosip sering mendapat embel-embel "tukang" di depan kata penggosipnya. Tukang ditambah gosip sama dengan tukang gosip. Ada-ada aja ya sobat...

Lalu, jika kita berada di tengah penggosip, jurus terjitu apa yang dapat dilakukan untuk menjadi penengah:

- Transformasi gosip. Sebisa mungkin dari gosip apapun mengenai seseorang, jangan menjadi lawan si tukang gosip dalam argumennya. Biarkan ia menyampaikan argumennya terlepas itu benar atau tidak. Kesulitan setiap orang adalah menjadi seorang pendengar. Biasanya seorang yang menyampaikan cerita atau gosip berarti ia sedang mencari pembelaan atau dukungan untuk membenarkan informasinya. Oleh karenanya, pusat pengolahan informasi adalah pikiran kita sendiri. Memilih untuk segera percaya atau tidak untuk informasi yang belum tentu benar. 

Karena itu, langkah pertama menghadapi sebuah gosip adalah transformasi gosip atau info yang kemungkinan hoaks itu dengan melihat perilaku baik yang dilakukan objek yang sedang digosipkan. Dengan begitu, kita akan mengurangi asumsi yang negatif yang akan berseliweran di kepala kita.

- Carilah yang Baik, Jauhkan yang Jahat. Gunakanlah filter hati dan pikiranmu untuk memilah informasi yang sampai di telinga kita. Sebisa mungkin lihat kebaikan tiap orang yang pernah dilakukannya. Ini bukan berarti membenarkan kejahatan atau eksalahan seseorang, tetapi alangkah lebih baiknyalah, kesalahan seseorang ditegur didalam empat mata atau ada seorang penengah untuk menjadi jalan penyampaian kesalahan untuk dibenahi di kemudian hari.

- Meminimalkan penyebaran gosip. Ketika menjadi tempat curahan gosip teman, berhentilah hanya di kamu saja. Jangan sebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya bahkan menjadi pembenaran atas gosip tersebut. Sungguh disayangkan, jika informasi kurang baik tentang dirinya disebarkan ke orang lain, ia akan mendapat bullying bahkan merusak mood seseorang dalam harinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun