Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Goresan Pena Seorang Putri untuk Bapak

27 Maret 2021   08:13 Diperbarui: 27 Maret 2021   08:14 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Selamat Ulang Tahun yang ke-55 tahun Bapak...

Di hari kamis ceria ini, tepat ditanggal 25 Maret 2021, terima kasihku pada Tuhan untuk pertambahan usiamu, Bapak. Di perpanjangan usianya ini, aku putar haluan (flashback) sejenak ke masa lalu. Teringat masa kecilku, dulu ketika ia akan shift malam, ia harus meninggalkan baju yang sudah dikenakannya untuk menjadi selimut bagiku. Karena memang ayah selalu ditugaskan untuk shift malam selama seminggu penuh setiap bulannya. Jarak rumah ke kantor menghabiskan waktu selama 3 jam. 

Menurut mamak mengapa baju bekas bias dibalutkan ke tubuhku ialah karena ada aroma bapak yang akan tertinggal di baju tersebut. Kalau sudah dicuci wanginya akan menghilang. Memang kedengarannya aneh ya sobat... Tetapi pernah satu kali, ayah tidak meninggalkan bajunya, aku yang masih berusia satu tahun akan jatuh sakit demam. "Manjanya diriku... tapi sekarang mungkin tidak ya sobat..." he he

            Kebiasaan yang sering dilakukan ayah ialah menyimpan tango vanilla di saku celana belakangnya. Ketika aku diangkat dan digendongnya, mataku akan tertuju kepada kantong belakang ayah. Sehingga kudapati hadiah sepulang kerjanya. Senangnya menjadi seorang anak kecil di keluarga kecil ini. Pernah juga, di tingkat sekolah dasar (SD) bapak sering membelikan kami tas bergambar Barbie tetapi hanya mampu bertahan 3 bulan karena mudah robek. Kami harap maklum dan tertawa olehnya karena seorang bapak yang belanja. Apresiasi karena inisiatif untuk menyenangkan hati puterinya itulah yang kami salutkan.

            Teruntuk bapak... tentu tiap anak punya pengalaman yang indah dan berbeda terhadap bapaknya. Meski pernah mengecewakan anaknya, tetapi pasti tidak akan mengalahkan setumpuk kebaikannya. Dalam rekam pikiran ini, bapak adalah sosok yang multi warna. Ia suka membuat candaan di malam hari sepulang ia bekerja. Selain candaan, ia adalah sosok ayah yang unik bagiku. Meski anak perempuannya sudah beranjak dewasa, sewaktu ia belum menderita penyakit jantung. 

Ia mau turun tangan untuk mencuci pakaian dengan tangannya sendiri, belum lagi jika kami (anak-anaknya) dilihat sibuk, ia juga tidak segan untuk mencuci piring. Tetapi, jika ia marah, ia akan lontarkan kemarahannya secara tiba-tiba seperti kejutan.  Karena pengenalan mendalam tentangnya, kami sudah memiliki satu prinsip, "jika bapak marah, pasi kami memiliki salah dan kuncinya adalah memperbaikinya sehingga waktulah yang akan meredakan amarahnya."

            Teruntuk bapak... aku lagi dan lagi bersyukur pada Tuhan. Meski tidak bisa memilih lahir di keluarga mana. Aku bersyukur berada dalam keluarga yang sederhana. Terlahir diantara keluarga yang cukup untuk makan, cukup untuk membli pakaian, cukup untuk istirahat dan bukan serba berkecukupan. Bekerja sebagai karyawan biasa tanpa golongan mengharuskannya bekerja menggunakan otot dan berada di bawah terik matahari membuatmu penasaran bagaimana sebenarnya bekerja sepertimu bapak. 

Akhirnya di masa pandemi ini, aku diam-diam menyelinap mengikutinya sebelum berangkat bekerja. Ternyata bapak harus berangkat mengejar bus mini yang berangkat dengan cepat. Usia yang sudah setengah abad mesti naik bus dengan memanjat dengan cepat. Jika lambat akan ditinggal. Melihatmu berjuang demi kebutuhan kami membuatku menitikkan air mata dan berjanji pada diri akan membuatmu bangga. Sambil berdoa di dalam hati, kiranya Tuhan memampukanku dan adik-adik membuatmu bangga dan panjang umur serta sehat di tahun-tahun berikutnya. 

Sekali lagi selamat ulang tahun bapak...

Diski, 25 Maret 2021

Kristin J Siahaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun