Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Presidensi G20 dan Peran Generasi Milenial untuk Ekonomi Inklusif

31 Juli 2022   23:48 Diperbarui: 31 Juli 2022   23:58 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi inklusif. Sumber: https://alamisharia.co.id/.

Peran Generasi Milenial dalam merangsang lokomotif ekonomi saat ini sangat berpengaruh. Kehadiran Generasi Milenial, dengan kata lain tak hanya menjadi penikmat atau konsumen extra atas laju perkembangan ekonomi. Usaha-usaha kecil yang kemudian pelan-pelan berkembang menjadi ekosistem bisnis dengan omzet ratusan juta rupiah memberi profil menjanjikan di kemudian hari. Lalu, bagaimana sebenarnya peran Generasi Milenial dalam menumbuh-kembangkan ekonomi inklusif saat ini?

Persilangan Teknologi dan Generasi "Kepo"

Generasi Milenial dengan latar perkembangan teknologi dan internet membuka lahan tersendiri bagi tumbuh-kembangnya kreativitas. Generasi Milenial, hemat saya adalah generasi yang doyan "kepo" (rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu). Hal ini, hemat saya membantu Generasi Milenial mampu mewujudkan mimpi dan mengasah keterampilannya di tengah masyarakat.

Jika kita menoleh ke dunia bisnis saat ini, ada banyak ekosistem bisnis yang digerakkan oleh Generasi Milenial. Munculnya berbagai aplikasi, usaha-usaha kecil, pengusaha-pengusaha muda, dan debutan-debutan baru dari lahan Generasi Milenial sejatinya mampu membantu perkembangan ekonomi saat ini. Rasa kepo yang mengidap jiwa para milenial secara tidak sadar memberi daya dorong yang kuat bagi para milenial untuk mencoba.

Menurut saya, ada hal menarik yang membuat Generasi Milenial mampu bergerak di dunia bisnis saat ini. Hal menarik itu terletak di sekujur dinamika interaksi antara Generasi Milenial dan teknologi. Dengan bantuan perkembangan teknologi dan internet, Generasi Milenial mampu mengembangkan jaringan bisnisnya hingga ke pelosok-pelosok daerah.

Dengan bantuan facebook, instagram, tiktok, youtube, dan jenis platform media sosial lainnya, ide bisnis dan mimpi tumbuh-kembangnya bisnis bisa dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. ide-ide tentang bisnis pun berkembang melalui kehadiran teknologi. Internet dengan berbagai ranting koneksinya menghubungkan, memasarkan, dan membantu pelaku usaha untuk mencapai target mimpinya. Inilah fakta konkret hasil persilangan antara teknologi dan Generasi "Kepo" dalam menggerakkan lokomotif ekonomi inklusif saat ini.

Usaha Kecil Menembus Pasar Global

Untuk ide bisnis yang super mikro saat ini uniknya mampu "dijual" di pasar global dengan bantuan teknologi. Internet dengan kata lain membawa konten bisnis dan produknya tidak hanya sampai ke konsumen tertentu, tetapi menyentuh semua kalangan. Dalam artian inilah  gagasan tentang ekonomi inklusif mampu dipahami. Eknomi inklusif tak lain ekonomi tanpa batas, tanpa zonasi. Semuanya dijangkau dan terjangkau.

Komoditas ekspor dan impor saat ini, sebagai contoh datang dari Generasi Milenial. Dengan bantuan teknologi-internet, para kawula muda bergerak secara berlahan dan pasti membuat gebrakan baru di tengah masyarakat. Dengan modal seadanya, para eksportir-eksportir muda hadir dengan membuka peluang bisnis yang ranum di mata dunia.

Produk-produk kreasi Generasi Milenial saat ini tak lagi hanya dikonsumsi oleh "tetangga sekitar" tetapi juga oleh pelaku pasar global. Cemilan-cemilan lokal dengan bermodalkan produk seadanya, saat ini mampu menembus pasar global. Upaya menembus pasar global ini tak lepas dari kehadiran teknologi dan internet saat ini.

Internet membawa gagasan, produk, dan investasi bisnis semakin terkoneksi dengan cepat. Produk-produk yang sejatinya hanya dikenal dan dikonsumsi oleh penduduk lokal, kini dengan mudah diketahui dan dicicipi oleh konsumen dari wilayah manapun. Mekanisme investasi bisnis tanpa batas justru menumbuhkembangkan ekonomi kreatif-inklusif. Inklusivitas ekonomi diharapkan mampu menjual produk-produk kecil menyentuh pasar global.

Presidensi G20 sebagai Infrastruktur Promosi Kreativitas

Ajang Presidensi G20 adalah salah satu even yang mampu membawa nama, gagasan, dan produk kecil ke kancah dunia. Dalam wadah Presidensi G20, karya, kreativitas, gagasan, dan keterampilan dipromosikan sebagai bagian dari perluasan pertumbuhan ekonomi inklusif saat ini. Dengan didukung Bank Indonesia (BI), gebrakan-gebrakan baru mampu menggandakan kreativitas dan peluang bisnis baru lintas teritori dan negara.

Presidensi G20 tak lain menjadi promotor bagaimana kehadiran Generasi Milenial dan teknologi digabungkan. Keduanya menyatu dalam sebuah mimpi yang menggandeng banyak gebrakan. Fokus yang paling urgen saat ini adalah pemulihan ekonomi dari masalah pandemi Covid-19. Badai Covid-19 yang melanda dunia saat ini sudah memukul perekonomian secara menyeluruh. Untuk itu, ajang Presidensi G20 ini, hemat saya menjadi mesin penggerak untuk membangkitkan roda-roda ekonomi yang selama ini lesu karena pandemi.

Di ruang Presidensi G20, investasi ekonomi inklusif adalah salah satu tema besar yang tengah digaungkan oleh negara-negara yang tergabung di dalamnya. Impian pemulihan ekonomi adalah salah satu strategi dimana dunia perlu pulih secara menyeluruh. Di ajang Presidensi G20 juga, promosi produk-produk kecil, UMKM, dan pegiat-pegiat bisnis didengar dan dipasarkan. Karya-karya kreatif dan inovatif harus mampu menembus tapal batas dengan kehadiran teknologi dan internet. Inilah yang menjadi fase promotif dari Presidensi G20 saat ini.

Hemat saya, dengan bantuan kerja sama lintas negara yang tergabung dalam Presidensi G20, mimpi ekonomi inklusif dapat terwujud. Saat ini peran Generasi Milenial dan kehadiran teknologi berbasis internet sudah cukup membantu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang inklusif. Daya jual dan daya beli masayarakat bisa jalan beriringan. Produk-produk lokal, kecil, dan yang tak terlalu dikenal, justru dipajang di mata dunia untuk diberi apresiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun