Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi di Pusaran Industri Pariwisata

15 November 2021   12:09 Diperbarui: 15 November 2021   12:23 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisatawan asing. Sumber: https://korankaltara.com.

Transformasi bidang ekonomi biasanya lahir dari intensitas mobilitas warga. Ruang gerak masyarakat yang intens pada dasarnya memberikan api pada roda perjalanan ekonomi. Di masa pandemi ini, ruang gerak masyarakat cukup sempit. Kegiatan bisnis dengan kapital ekonomi, sosial, dan budaya, cenderung berjalan di tempat.

Di Indonesia, dampak pandemi mengguncang banyak properti income. Di bidang pariwisata, misalkan, pandemi telah "menghilangkan" jutaan dollar income. Bali, sebagai contoh, mengalami kerugian (pemasukan melalui kunjungan wisata) selama masa pandemi sebesar Rp 138 triliun. Industri pariwisata memang cukup terpukul di masa pandemi ini.

Sebelum pandemi muncul, jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia naik setiap tahunnya. Pemasok kunjungan wisatawan paling banyak adalah Malaysia (15,83%), China (13,52%), dan Australia (10%). Tiga negara ini, untuk saat ini justru menahan perjalanan ke luar negeri bagi warganya karena pandemi.

Fenomen ini pun memberi sebuah catatan kritis bagi ruang gerak ekonomi pariwisata Indonesia saat ini. Indonesia, dalam hal ini, harus getol memengaruhi wisatawan lokal dengan promosi-promosi desain wisata baru. Ketika wisatawan asing lagi menjadi kuda-kuda pelancar sirkulasi ekonomi, pemerintah pun perlu melirik para pelancong dalam negeri.

Faktanya memang memberi angin segar. Pasca kebijakan PPKM dengan intensitas level yang terus menurun diupayakan, geliat kunjungan di bidang pariwisata pelan-pelan melonjak. Beberapa objek wisata di Indonesia pun mulai dibuka dengan sistem pengawasan yang ketat. Setiap orang yang berkunjung wajib mematuhi protokol kesehatan dan membawa serta "tiket" bebas perjalanan melalui kartu vaksin.

Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tentunya akan bekerja keras untuk memulihkan keadaan rumah tangga bidang pariwisata. Pembenahan lokasi wisata selama masa pandemi adalah salah satu upaya bagaimana persiapan Kemenparekaf dalam menyambut suasana baru (new normal).

Sejauh ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno telah membuka ruang desain baru untuk persiapan waktu dan lokasi berwisata. Pada bulan September kemarin, Sandiaga Uno memberikan support untuk kegiatan pariwisata di wilayah Sumatera Utara. Desain Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba, misalkan, ditata kembali untuk menyambut kedatangan wisatawan pasca pandemi.

Dari pojok wisatawan asing, China sejatinya menjadi kekuatan untuk masing-masing negara Asia. Kunjungan wisatawan dari China memberikan pengaruh besar bagi roda kemajuan pariwisata di Asia. Bahkan, banyak negara mengeluh untuk saat ini karena China masih tetap membatasi mobilitas warga keluar dari daerahnya.

Penerbangan China bahkan masih sangat kecil ruang geraknya. Selama masa pandemi, industri penerbangan China hanya beroprasi 2 persen dari waktu-waktu sebelumnya. Hal ini sangat memengaruhi dinamika pariwisata Asia pada umumnya.

Akan tetapi, banyak pihak juga berpendapat bahwa sumber-sumber wisatawan yang baru harus dicari. Menurut Direktur Utama Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA) Liz Ortiguera, sumber-sumber wisatawan yang baru harus digali agar negara tak melulu bergantung pada satu sumber. Ia mencontohkan Maladewa. Negara itu, menurutnya justru mempromosikan pariwisatanya ke Rusia dan India. Teknik ini sejatinya mampu membuka kran bisnis pariwisata saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun