Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bagaimana Berdamai dengan KKB?

22 September 2021   22:13 Diperbarui: 22 September 2021   22:17 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok KKB Papua. Foto: https://fajar.co.id/.

Antisipasi aksi lanjutan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua harus tetap diwaspadai. Ruang gerak mereka untuk saat ini cukup lebar dan pola pergerakan mereka bermain secara diam-diam. Pasca aksi kejam penembakan beberapa tenaga medis di wilayah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, nama KKB kembali mencuat.

Aksi KKB pimpinan Lamek Taplo sempat terlibat aksi baku tembak dengan aparat TNI-Polri pada Senin (20/9/2021). 

Meski tak menelan korban, tindakan meneror yang dilakukan KKB sangat meresahkan warga. Untuk saat ini, warga tentunya masih dihantui rasa cemas, was-was, takut, dan dimana mereka umumnya masih dalam tahap pemulihan karena peristiwa berdarah yang menyebabkan seorang tenaga medis Gabriela Melan meninggal dunia.

Gerakan KKB adalah aksi teror. Beberapa bulan yang lalu pemerintah telah melabeli KKB Papua sebagai organisasi terorisme. 

Penamaan ini diharapkan agar masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama secara serius bagaimana menangani KKB. Pelabelan adalah sebuah upaya perlawanan. Ketika dijaring label teroris, kelompok ini seharusnya menjadi musuh bersama warga negara.

Aksi KKB sebetulnya di luar semangat agenda bersama bangsa Indonesia dalam menyatukan harapan dan berupaya keluar dari wabah mematikan Covid-19. Di saat masyarakat kewalahan dan sibuk mencari jaminan kesehatan, KKB justru ugal-ugalan dengan memebawa senjata menghabisi nyawa orang. 

Fase kritis pemberontakan KKB sebaiknya perlu ditumpas secepat mungkin. Negera tak diingin kedamaian, persatuan, dan proses fokus penanggulangan pandemi Covid-19 dipalak KKB.

Wakil Presiden Ma'aruf Amin menyarankan agar proses rekonsiliasi dengan pihak KKB dilakukan secara damai. Menurutnya, pendekatan silaturahim atau dialog dalam menyelesaikan konflik di Papua sangat penting untuk direalisasikan. 

Akan tetapi, saran-saran seperti ini, hemat saya sudah lama dikedepankan. Dari banyak pemimpin, pola-pola penyelesaian konflik dengan cara damai-dialog sudah diupayakan. Tantangan terbesar justru ada pada keterbukaan untuk mau duduk dan berdialog.

Pola pendekatan keamanan adalah strategi berkelanjutan. Jika tak ada jaminan keamanan, aksi KKB justru akan lebih masif dan tak terbendungi. Jumlah korban di saat pendekatan keamanan sudah lama diterapkan, justru tetap mencapai rating tinggi -- apalagi jika pendekatan ini dihilangkan. 

Aksi KKB seperti di luar harapan dan keinginan bangsa Indonesia. Tawuran isu dan aksi provokatif yang selalu berbicara atas nama hukum dalam membela KKB adalah salah satu tantangan terberat pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun